Siang itu sudah menunjukkan waktu untuk mendirikan Sholat Jum'at bagi umat Islam di Singapura. Cuacanya lumayan panas yang kurasakan. Akupun segera mencari tau dimana ada masjid terdekat dari Marlion Park karena saat itu aku sedang menikmati keindahan patung yang berkepala singa dengan badan seperti ikan yang ketinggiannya mencapai 8,6 meter. Setelah aku buka Google Maps aku diarahkan untuk menuju Masjid Moulana Muhamed Ali dan aku segera mencari tau keberadaannya.
Selang beberapa lama kutemukan masjid itu berada diantara gedung-gedung tinggi. Setelah melalui antrian aku masuk ke dalamnya, jama'ah sudah penuh sehingga aku kebagian shaf di belakang. Kulihat di dinding ada beberapa tulisan pengumuman yang berbahasa Inggris, seperti: jadwal sholat, jadwal khotib, jadwal berbuka, perintah supaya mematiakan atau men--silent handphone, serta larangan makan dan tidur di dalam masjid.
Masjid itu memang tak seluas Masjid Agung yang ada di kotaku, yaitu Kota Probolinggo akan tetapi kebersihannya sejak dari toilet hingga ruangan utama masjid sungguh luar biasa, bersih dan memberikan kesan kenyamanan bagi jama'ah yang datang.
Di dalam masjid sebelum memasuki ruangan utama disediakan minyak wangi gratis yang diletakkan di meja untuk jama'ah. Meskipun aku sendiri sudah membawa minyak Ameer al-Qudh made in Saudi Arabia itu aku mengambil salah satu minyak yang tersedia untuk kuoleskan pada bajuku, selain dari mengamalkan Sunnah Rasul juga aku pingin merasakan parfum Singapura.
Setelah menunaikan Sholat Tahiyyah al-Masjid sebagai penghormatan, aku duduk i'tikaf bersama jama'ah yang lain untuk mengikuti seremonial selanjutnya. Sebelum pelaksanaan khutbah, jama'ah dipandu seorang bilal membaca do'a-do'a keselamatan untuk dirinya beserta keluarganya baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Aku mengikuti khutbah di Masjid Moulana Muhamed Ali yang menggunakan bahasa Arab itu hingga selesai. Rasanya di masjid ini aku mendengarkan khutbah terpendek, sang khotib berkhutbah dengan bahasa Arab sangat singkat hanya berisi sesuai rukun khutbah, yaitu memuji Allah 'Azza wa Jalla, shalawat Nabi, nasihat takwa, ayat Al-Qur'an, dan diakhiri dengan do'a mohon keberkahan kepada Allah SWT.
Khutbah yang singkat ini sebagai pilihan imam, mungkin sangat cocok mengingat Singapura merupakan sebuah negara dari lima negara tersibuk di dunia. Terlebih bagiku saat itu, karena waktu itu yang diijinkan masuk hanya jama'ah laki-laki sehingga istriku harus menunggu di luar. Bagi wanita diijinkan masuk untuk menunaikan Shalat Dhuhur setelah pelaksanaan Shalat Jum'at selesai.