Lihat ke Halaman Asli

SUDARMANTO

Guru SMPN 7 Probolinggo

Pelancong dan TKI di Malaysia

Diperbarui: 3 November 2024   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Malam itu aku memang sulit untuk tidur lelap meskipun semuanya telah aku persiapkan untuk keberangkatan esok paginya. Barang bawaan seperti pakaian secukupnya, obat-obatan ringan, laptop, dan charger handphone telah aku kemas sedemikian rupa di koper dan tas kecil. Passport juga tak ketinggalan telah aku siapkan, karena passport ini turut menentukan nasib kelancaran seseorang bila bepergian ke negara asing.

Yach, malam itu memang aku sulit untuk tidur pulas bukan karena akan pergi ke Malaysia, tetapi jadwal keberangkatannya yang terlalu pagi dan jarak rumahku dengan Juanda Airport yang lumayan jaraknya. Jadwal penerbangan tertulis jam 05.55 sedangakan jarak rumahku ke Juanda kurang lebih 100 km sehingga aku memutuskan untuk berangkat jam dua dini hari. Mungkin ini yang membuatku sulit tertidur khawatir kelewatan untuk bangun alias bangkong kata orang Jawa.

Pak Havi seorang driver itu menghubungiku sikitar jam satu malam melalui WhatsApp dan akupun segera menyiapkan diri. Satu jam kemudian bersama mobil Avanza putih aku bersama istri tercinta dan anak jagoanku melaju menyusuri jalan Tol melalui pintu Probolinggo Barat. Cuaca di malam itu hujan lumayan lebat.

"Hati-hati dan santai saja pak, kita masih banyak waktu". Kataku pada pak Havi, dan ia menjawabnya: "Iya pak".

"Sudah ngopi tadi ?" Lanjut tanyaku pada pak Havi.

"Ya sudah pak, lengkap dengan rokoknya ... ha ... ha ...". Jawabnya sambil berkelakar.

Aku memang jika bepergian dengan pak Havi selalu berkelakar untuk mengusir kepenatan dalam perjalanan.

Setelah satu jam kemudian kulalui jalanan Tol itu terlihat rambu-rambu yang mengarah ke Juanda Airport, dan tak lama kemudian aku sampai di Terminal 2 masih belum jam empat pagi.

Setelah aku menurunkan barang bawaan, aku melalui beberapa pintu masuk untuk check in tiket mengikuti antrian dalam barisan yang hendak menuju ke Johor Baru Malaysia. Namun aku sempat dibuatnya bingung sekejap karena tertahan, aku diminta petugas untuk menunjukkan tiket kepulangannya. 

Meskipun aku sudah menjelaskan, jika aku ke Malaysia hanya sebagai perlawatan dan akan pulang ke Indonesia di hari Minggu menggunakan pesawat yang sama tetapi petugas itu tetap meminta aku harus bisa menunjukkan tiket kepulangannya, kalau tidak bisa aku tidak diijinkan untuk mengikuti penerbangan ke Johor Bahru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline