Rindu merupakan salah satu perasaan yang teranugerah kepada anak cucu Adam yang tak mungkin dimusnahkan. Setiap orang tentunya pernah merasakan rindu, sejak dari rindu yang paling dangkal hingga rindu yang paling dalam. Orang yang merasakan rindu ketentuannya adalah harus pernah bertemu sebelumnya. Entah pertemuannya secara langsung ataupun hanya sekilas memandang.
Sebulan telah berlalu, kami bersama Jama'ah Nur Ramadhan Tour & Travel baru pulang dari Tanah Haram yaitu Makkah al-Mukarramah. Namun dalam konteks ini bagiku yang dimaksud dengan tanah haram bukan secara hukum, sehingga tanah haram tidak hanya tertuju ke Kota Makkah al-Mukarramah melainkan juga Kota Madinah al-Munawwarah karena kedua kota itu sudah maklum dijadikan satu paket bagi orang Indonesia, khusushon bagi umat Islam. Artinya, jika umat Islam Indonesia (tentunya bagi umat Islam di seluruh dunia yang tinggalnya di luar Saudi Arabia ) datang ke Makkah al-Mukarramah tentu akan menyempatkan berkunjujng ke Madinah al-Munawwarah begitu juga sebaliknya jika datang ke Madinah al-Munawwarah pasti akan menyempatkan untuk mengunjungi Kota Makkah al-Mukarramah.
Beragam yang dilakukan Jama'ah untuk mengobati kerinduannya terhadap tanah haram itu. Di antaranya ada yang bertegur sapa melalui Grup WhatsApp, ada juga yang berkunjung ke rumah salah satu Jama'ah, ada pula yang melalui ngopi bareng sambil bercerita kenangannya di tanah haram itu.
Memang banyak kenangan yang dirasakan oleh Jama'ah di sana. Ada yang handphone-nya hilang tapi kembali lagi meskipun sudah ditemukan orang lain. Hal ini semakin menambah kerinduannya karena di sana rasa persaudaraannya tinggi meskipun tak kenal. Ada lagi yang menyempatkan berkunjung ke Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo yang hadiah dari Muhammad bin Zayed al-Nahyan seorang Presiden Uni Emirates Arab itu. Masjid Sheikh Zayed di Solo merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi sehingga mengingatkan pengunjungnya kepada Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah.
Yach, itu bagian dari luapan Jama'ah Nur Ramadhan Tour & Travel dalam mengurai kerinduannya terhadap Tanah Haram. Memang banyak moment yang membangkitkan rindu untuk hadir bersama ke Tanah Haram itu, terutama di saat hendak pulang ke Indonesia. Seakan tak ingin berpisah.
Banyak pengalaman baru yang diperoleh setelah melihat langsung kehidupan di lembah Hejaz itu, maklum ribuan mungkin jutaan manusia yang datang ke sana dari mana-mana, dari seluruh belahan dunia ada yang datang.