Semunya hari fakirkanku dalam lembut
Seutas doa serasa panjangkan umurku
Lihatku terkapar meluas damparkan
Dalam terang nasipku berteriak..
Akalku tak sampai hati merajut
Desiran asa yang terenyah angan
Sinar itu bersama panas bekukan
Magma cinta yang tak terkandung
Segala kisah ucapkan selamat tinggal
Bersama bunga yang layu, daun yang gugur
Raguku kuatkan hati yang hampir retak
Sakit kurasakan bersama indah mimpi
Hasratku melebar duakan raga dalam sekejap
Wajah manisku terendap ceraikan jiwa
Sungguh semua rasa lumpuhkan khayalan
Menangis sambil menertawai raga yang hitam
Sejenak pesonaku mengering dalam deras makian
Membawa sedikit malu membongkar sandiwara
Keanggunanku terpaksa meraih cita sendiri
Nalarku sempurnakan sedikit keajaiban semu
Hanya sesal yang terasa membanggakan
Hanya bayangku yang selalu merasakan
Kesengsaraan yang dirindukan
Kemunafikkan yang menjadi tujuan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H