Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Kompleksitas Ekonomi Indonesia

Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Pribadi Penulis : Sucitra Rahmatika, Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Perekonomian Indonesia telah mengalami peningkatan kompleksitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada tahun 2023. Berbagai faktor, mulai dari perubahan dinamika global hingga kebijakan domestik, telah berkontribusi terhadap perubahan ini.

Pada tahun 2023, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan yang stabil meskipun berada di tengah ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,05% sepanjang tahun, dengan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi domestik dan investasi. Pertumbuhan ini relatif baik mengingat tantangan yang dihadapi oleh banyak negara lain di dunia.

Inflasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi daya beli masyarakat. Meskipun inflasi terkendali pada kisaran 2-3% di sebagian besar sektor, beberapa sektor, seperti pertanian, mengalami peningkatan harga akibat faktor eksternal seperti El Nio. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,82% sepanjang tahun 2023, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga.

Investasi juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat pertumbuhan sebesar 4,4% sepanjang tahun 2023, didorong oleh proyek-proyek strategis dan belanja modal pemerintah. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu proyek yang diharapkan dapat meningkatkan investasi di masa depan.

Di sisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2023 turun menjadi 5,32%, yang mencerminkan penciptaan lapangan kerja yang lebih baik. Selain itu, tingkat kemiskinan juga mengalami penurunan dari 9,54% menjadi 9,36% dalam periode yang sama, menunjukkan adanya perbaikan dalam kualitas hidup masyarakat.

Meskipun perekonomian domestik menunjukkan pertumbuhan, tantangan dari luar tetap ada. Ketidakpastian global, termasuk disinflasi dan penurunan permintaan komoditas, dapat memengaruhi ekspor Indonesia. Penurunan harga komoditas telah memengaruhi margin keuntungan produsen, yang dapat menghambat investasi dan ekspansi usaha.

Pemerintah Indonesia telah merespons tantangan ini dengan berbagai kebijakan fiskal, seperti peningkatan belanja negara dan pemberian stimulus pajak untuk mendorong konsumsi dan investasi. Bank Indonesia juga mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga acuan guna meningkatkan likuiditas dalam sistem perbankan, yang penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Sektor-sektor tertentu di Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Misalnya, sektor digital dan teknologi informasi telah berkembang pesat, didorong oleh adopsi digital yang meningkat di masyarakat. Investasi dalam sektor ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB di masa mendatang.

Sektor pertanian, meskipun menghadapi tantangan dari perubahan iklim, tetap menjadi bagian penting dari ekonomi Indonesia. Permintaan untuk produk pertanian domestik masih tinggi, dan pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan pangan melalui kebijakan yang lebih baik dan peningkatan produktivitas.

Dalam era globalisasi, keterkaitan ekonomi Indonesia dengan ekonomi global semakin kuat. Perubahan dalam kebijakan perdagangan internasional dan fluktuasi harga komoditas global dapat memiliki dampak langsung pada ekonomi domestik. Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap kondisi ekonomi global sangat penting bagi pengambilan kebijakan yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline