Lihat ke Halaman Asli

Kesabaran Dalam Ketidakpastian "Demokrasi"

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrasi merupakan sistem yang menampakkan "janji" yang sangat manis bagi para penggagumnya. istilah "Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat"  merupakan irama yang indah. setelah hampir dari 13 tahun, negeri yang katanya telah berhasil melaksanakan demokrasi. lalu apa yang terjadi? banyak sekali kecacatan yang terjadi sejak reformasi di negeri ini. bahkan  banyak yang berpendapat : "lebih baik di masa soeharto dulu dengan ekonomi yang lebih baik dari pada sekarang" inilah sedikit celotehan masyarakat di bawah. para pemimpin, intelektual dan tokoh masyarakat menganggap bahwa kita "belajar" demokrasi, sehingga banyak dari mereka melakukan pemakluman dan toleransi dengan kondisi sekarang. lalu sekarang kita bertanya : sampai kapankah kita harus berkata " masih belajar atau masa transisi demokrasi? sampai kapan proses ini akan berakhir dan seperti apakah akhirnya?

Sebenarnya kalangan pakar dari Barat pun mengakui; bahwa tidak ada satupun jaminan yang bisa diberikan oleh demokrasi. Paham demokrasi sama sekali tidak bisa menjamin bahwa warga-masyarakat suatu negara yang menjalankannya akan bahagia, makmur, damai, dan adil. Pemerintahan manapun, termasuk pemerintahan yang paling demokratis, tak akan mampu memenuhi tujuan-tujuan ideal tersebut di muka. Bahkan dalam praktiknya demokrasi selalu mengecewakan dari apa yang dicita-citakan olehnya. Seperti usaha-usaha sebelumnya untuk mencapai pemerintahan yang demokratis, negara-negara demokrasi modern juga menderita banyak kerusakan (Snyder, 2003). bila seperti itu, apakah kesabaran ini pantas dilakukan?

dalam rangka ketidakpastian demokrasi, lalu apa yang diharapkan dari para penganggum demokrasi  dengan sistem demokrasi ini??

>> mari kita untuk berfikir ulang tentang demokrasi dan kesabaran dalam ketidakpastian ini..<<




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline