Lihat ke Halaman Asli

SUCI RAHMADIANA 121211031

Mahasiswa - Universitas Dian Nusantara

Ruang Publik Bourdieu

Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri : Prof Apollo

Ruang Publik menurut Pierre Felix Bourdieu 

Bourdieu adalah filsuf yang terkenal dengan komitmennya sebagai 'intelektual publik' hingga akhir hayatnya. Gagasan utamanya terdiri dari "habitus", "modal", "ranah" atau "arena", dan "kekerasan simbolik." Konsep "habitus" Bourdieu dikenal karena kebaruannya yang dapat mengatasi dualisme antara individu dan masyarakat; struktur dan agen;[9] serta objektivisme dan subjektivisme yang disebut juga sebagai strukturalisme genetik atau konstruktivisme strukturalis.[10] Konsep "habitus" Bourdieu dapat digunakan pula sebagai analisis mekanisme dominasi. Dalam pandangannya dominasi tidak lagi diamati hanya dari akibat-akibat luar, melainkan juga dari akibat-akibat yang dibatinkan.[9] Pemikiran Bourdieu juga membangun suatu pandangan sosiologi pada berbagai bidang seperti ekonomi, budaya, politik, dan seni dengan memperhatikan dimensi simbolik yang tidak dibahas dalam tradisi sosiologi klasik Karl Marx; serta mengembangkan pendekatan sosiologi Weber dalam menjelaskan teori mekanisme-mekanisme dominasi.[11] Namun, pemikiran Bourdieu tidak terlepas dari berbagai kritik misalnya penggunaan gaya bahasa yang sulit dimengerti;[12] serta penggunaan analogi pada konsep "habitus" dan "ranah" yang dianggap terlalu menitikberatkan pada determinisme sehingga mereduksi realitas dan mengabaikan dimensi-dimensi lain dalam kehidupan.

Apa itu Ruang Publik Menurut Bourdieu?

Dalam kajian sosiologi modern, konsep ruang publik menjadi salah satu topik penting yang menghubungkan bagaimana individu berinteraksi dalam ruang sosial dan bagaimana kekuasaan serta kapital didistribusikan. Salah satu pemikir yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman ruang publik adalah Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis yang mengembangkan konsep-konsep seperti habitus, kapital, dan arena (field). 

Ruang publik dalam pemikiran Bourdieu dapat dipahami sebagai arena sosial di mana individu dan kelompok saling berinteraksi dan bersaing untuk mendapatkan pengakuan serta kekuatan simbolik. Ruang publik bukan hanya sekadar tempat fisik seperti pasar, media, atau lembaga pemerintahan, tetapi juga mencakup ruang sosial di mana ide-ide, opini, dan nilai-nilai dipertukarkan dan diakui.

Bourdieu mengajukan konsep ini sebagai perluasan dari ide-ide sebelumnya tentang ruang publik yang lebih menekankan pada aspek komunikasi dan dialog (seperti dalam pemikiran Jrgen Habermas). Dalam pemahaman Bourdieu, ruang publik lebih kompleks dan terstruktur berdasarkan distribusi kapital. Individu tidak hanya berkomunikasi secara bebas, tetapi mereka berkompetisi untuk mengakumulasi berbagai bentuk kapital---baik itu kapital ekonomi, sosial, budaya, maupun simbolik---dalam ruang sosial tersebut.

Mengapa Ruang Publik Penting dalam Masyarakat Modern?

Konsep ruang publik sangat penting untuk memahami relasi kekuasaan dan bagaimana struktur sosial bekerja dalam masyarakat modern. Dalam ruang publik, individu dan kelompok tidak hanya berinteraksi secara acak; mereka terikat oleh posisi mereka dalam struktur sosial yang lebih luas, yang ditentukan oleh kapital yang mereka miliki. Mereka yang memiliki kapital budaya lebih tinggi, misalnya, akan lebih mudah untuk mendapatkan pengakuan dalam ruang akademik atau media, sementara mereka yang memiliki kapital ekonomi lebih tinggi akan lebih mendominasi dalam konteks bisnis dan ekonomi.

Bourdieu menekankan bahwa kapital simbolik---yakni kapital yang berasal dari pengakuan sosial dan legitimasi---memiliki peran penting dalam ruang publik. Dalam masyarakat modern, legitimasi sering kali ditentukan oleh kapital simbolik ini. Mereka yang memiliki akses lebih baik ke media atau lembaga pendidikan elit, misalnya, sering kali mendapatkan posisi yang lebih dominan dalam ruang publik karena kapital simbolik mereka yang kuat. Dalam hal ini, ruang publik bukanlah tempat yang netral, tetapi arena yang sangat terstruktur dan cenderung memperkuat ketidakadilan sosial.

Bagaimana Ruang Publik Berfungsi Sebagai Arena?

Dokpri : Prof Apollo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline