Lihat ke Halaman Asli

Sepiku Berhujung Stres

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kali ini aku tidak dapat merasakan dinginnya malam

Tak ada angin tak kurasakan sejuknya malam

Ku tatap bulan tak kurasakan kedamaian

Ku lihat bintang, seakan enggan menyapa

Kelap kelip lampu bangunan tinggi tak dapat meramaikan hati ini

Perlahan kudengar suara nafasku yang semakin tak beraturan

Sakit mulai terasa di dalam dada

Ku coba berpikir, tp aku tersesat di dalamnya

Semakin dalam semakin hilang arah tujuanku

Ntah apa yang aku cari di malam itu

Aku berusaha keluar dari sesatnya pikiranku

Ku dengar suara kucing yang mengeong kepada ku

Seakan apa yang aku rasakan sedang terjadi juga padanya

Saat itu angin mulai membelai kulit wajahku dengan lemah lembut

Dan ku merasakan harumnya malam

Sekali lagi ku coba tuk berfikir

Ku mulai mengerti apa yang aku cari

Aku menanti datangnya teman

Teman yang dapat menggapai tanganku ketika ku terjatuh

Teman yang dapat menghapus kabut dikalaku mebutuhkan arah

Teman yang memayungiku ketika turunnya hujan

Teman yang menggenggam erat tanganku ketika melangkah pasti

Teman yang menyelimutiku ketika ku mulai lelah dengan semuanya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline