Pak Toni merupakan fisikawan, namun kecerdasannya menghantarkan dirinya pada skizofren. Dirinya percaya ia memiliki kemampuan di atas manusia biasa. Ia juga memiliki beberapa teman halusinasi. Dalam halusinasinya, Pak Toni seolah-olah dapat memecahkan kode-kode rahasia yang tersembunyi dalam data rahasia. Teman halusinasinya selalu mendorong Pak Toni untuk bergabung dalam misi rahasia. Pak Toni juga menarik diri dari pergaulan sosial. Sampai suatu saat istri Pak Toni menyadari ada yang tidak beres dengan jalan pikir Pak Toni. Setiap malam Pak Toni keluar rumah untuk bertemu dengan teman halusinasinya di belakang rumah, dan diam-diam istri mengikuti Pak Toni dari belakang. Istri Pak Toni melihat bahwa Pak Toni bicara sendiri dan membahas tentang kode-kode. Dari sana, sang Istri mengkonsultasikan hal tersebut ke salah satu psikiatri perihal perilaku suaminya. Setelah berkonsultasi, keesokan hari istrinya bicara dengan Pak Toni dan mengajak Pak Toni untuk menemui psikiter. Lantas, Pak Toni menolak. Sebab pak Toni merasakan dirinya baik-baik saja dan tidak merasa sakit. Dia juga memperkenalkan teman halusinasinya kepada Istrinya, namun istrinya tidak dapat melihat temannya tersebut. Sampai suatu saat teman halusinasinya menghasut dirinya untuk membunuh sang istri, karena menurutnya istri Pak Toni telah mengganggu misi yang sedang mereka jalani. Dari situ Pak Toni mulai merasakan ada yang aneh dari teman halusinasinya tersebut. Istri Pak Toni selalu mendukung Pak Toni dan menyadarkan Pak Toni bahwa apa yang dianggap Pak Toni benar selama ini adalah kebohongan besar. Kode-kode itu tidak ada dan teman halusinasinya itu tidak nyata. Pak Toni menyadari bahwa itu semua tidak nyata saat orang lain tidak dapat melihat apa yang ia lihat. Namun, halusinasinya itu tetap ada dipikiran Pak Toni. Namun Pak Toni mengabaikannya dan tidak berbicara lagi dengan teman halusinasinya. Pak Toni tidak dapat menghilangkan halusinasinya. Satu-satunya agar Pak Toni dianggap normal oleh orang lain ialah dengan mengabaikan teman halusinaisnya tersebut dan tidak berbicara dengan teman halusinasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H