Lihat ke Halaman Asli

Suci Mulyati

Mahasiswa

Cerpen: Jeda

Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Isak Tangis membasahi seluruh Mata dan wajah Angga kala melihat kekasihnya terbaring tak sadarkan diri..

"Bangun! Ayo bangun, Ka,, Ini aku Angga, aku mohon kamu bangun!." Teriak ku yang sangat histeris "Sayang, aku mohon kamu bangun!." Teriak aku seraya menggoyangkan bahunya.

Mobil yang menabrak kekasih ku itu melarikan diri, aku berusaha ingin mengejar tapi alhasil semua akan sia-sia saja jika mengejar pembunuh itu. Aku berusaha mencari pertolongan, tak ada satu pun mobil yang melintas, tak ada pilihan lain aku harus berlari sambil berteriak meminta tolong, ditepi jalan seorang Pria tua yang sedang menunggu Angkutan Umum mendengar suara orang meminta tolong dan warga tersebut langsung menghampiri aku

"Ade mau kemana malam-malam begini?." Tanya Pria tua itu.

"Syukurlah aku bertemu dengan bapak, bisa bantu saya pak, Kekasih saya tertabrak mobil di sana, dia tak sadarkan diri, bapak bisa bantu saya?, saya mohon Pak!." Ucapku seraya tangannya menunjuk ke arah kanan.

"Astagfirullah, Inna lillahi, dimana de?, mari bapak tolong." Ucap Pria tua itu.

"Mari Pak ikut saya!." Sahutku ambil berjalan dan di ikuti oleh Pria tua itu.

Tak jauh dari tempat tadi aku dan Pria tua itu sampai di tempat kejadian, aku mengangkat badan dia sementara Pria tua itu berusaha menghubungi Ambulans.

"Sabar ya de, sebentar lagi Ambulans datang." Kata Pria tua itu berusaha menenangkan Angga.

20 Menit kemudian..

Ambulans datang, aku membawa dia yang masih tak sadarkan diri di bantu oleh Pria tua dan supir Ambulans pergi ke rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline