Beberapa hari ini nama Arcandra Tahar (AT) menjadi sorotan publik karena saat ini ia di tuding menjadi warga Negara Amerikan Serikat (AS). Tanpa diketahui sumber yang bisa dipertanggungjawakan, isu kewarganegaraannya di tiupkan lewat medsos, dihembuskan dan dikobarkan sampai ke media massa.
Tudingan AT adalah warga Negara AS melalui proses naturalisasi secara cepat menyebar dan mau tidak mausorotan publik langsung mengarah tajam kepada AT dan juga tentunya kepada Presiden Joko Widodo, yang dianggap telah salah pilih.
Kabar kewarganegraan ganda AT dihembuskan untuk menjatuhkan AT dan mendorongnya secara halus untuk mundur dari jabatan Menteri ESDM.
Mengapa ada kabar kewarganegaraan ganda AT ?
Saya hanya mencoba melihat dari sudut pandang saya,
Pertama, banyak pihak marah saat AT terpilih menjadi Menteri ESDM
Pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memilih Arcandra Tahar (AT) sebagai Menteri ESDM pada awalnya banyak membuat public terhenyak. Terlebih para politikus dari parpol pendukung pemerintah. Kehadiran Archandra memang tidak di duga , tidak diperhitungkan dan lolos dari prediksi. Karena tidak banyak orang di tanah air yang mengenal AT.
Kekecewaan parpol jelas beralasan karena kursi di Kementerian ESDM sangatlah basah (bahkan basah kunyup) dan berpeluang menjadi tambang uang. Salah satunya migas yang sangat potensial untuk menjadi sumber uang yang tidak akan ada habisnya. Maka ketika Kementerian ESDM di duduki AT yang jelas-jelas bukan dari parpol dan berasal dari ‘antah berantah’ tentunya membuat mereka meradang. Tetapi tentu saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena AT adalah pilihan presiden.
Tetapi mereka juga tidak mungkin tinggal diam. Dan puncaknya mereka mencari cara untuk menjatuhkan AT dengan mencari bukti paspor AS yang dimiliki AT. Pastilah karena AT sudah puluhan tahun tinggal di AS, dia punya paspor negeri Paman Sam tersebut. Setelah copian paspor di dapatkan, segera di publish-lah. Dan benar, publik menjadi bertanya-tanya dan meragukan pilihan Jokowi tersebut
Kedua, Mafia migas terancam dengan kebijakan AT
Setelah dilantik, AT langsung bergerak cepat. Semboyan kerja , kerja dan kerja dari Jokowi selaras dengan gayanya yang cepat, trengginas dan tegas. Karena sudah cukup sering berdiskusi dengan Jokowi mengenai sumber daya mineral di Indonesia, dia sudah banyak mengetahui kondisi ESDM di tanah air. AT segera melakukan evaluasi besar-besaran di internal Kementerian ESDM terkait kebijakan dan kerja-kerja strategis K ESDM.