Lihat ke Halaman Asli

Lewat Bakiak, Anak-anak Belajar Kompak

Diperbarui: 22 Oktober 2015   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasanya, pagi itu jalan Adi Sucipto penuh dengan lalulalang kendaraan roda empat dan dua. Dari arah barat dan timur, ratusan kendaraan berpacu, pengendara mencari celah  menyiasati waktu agar segera sampai tujuan dengan cepat. Mereka terburu-buru tetapi penuh kewaspadaan, terlihat jalan hiruk pikuk tetapi tidak sampai macet.

Yang tidak biasa dipagi ini, Kamis (22/10/2015), pintu masuk Stadion Manahan sebelah selatan, tepat di sebelah jalur lambat yang saat ini sedang ada proyek pembangunan patung Presiden RI Pertama, IR Soekarno, ramai, dipenuhi ratusan kendaraan. Lalu lalang, mengantarkan anak-anak berseragam olahraga kuning hijau, lalu kendaraan melaju kembali meninggalkan deru yang perlahan hilang di telan deru kendaraan lain.


Hari itu, kegiatan jeda tengah semeser gasal bagi anak-anak SD Djama'atul Ichwan (SD DJI) Solo. Semua anak kelas 1 sampai 6 mengikuti acara lomba permaianan yang diadakan di komplek Stadion Manahan Solo. Tak kurang dari 800-an anak bergembira ria mengikuti berbagai perlombaan seperti lomba membawa bola dengan kening, lomba bakiak, dll.

"Enak, nggak pelajaran, bisa ikut lomba," ujar Adhan, seorang murid kelas 1 sambil tertawa saat bercanda dengan temannya. Tak lama ia menjauh, langkah kaki kecilnya terlihat ringan dan gesit berlarian dengan beberapa orang temannya.
"Senanglah, bermain bersama teman setelah mid semester," jawab Mia, anak kelas 5 saat saya tanya tentang kegiatan rutin yang dilakukan sekolahanya di setelah tes mid semester.

Perhatian saya beralih saat mendengar anak-anak tertawa diselingi teriakan keras dan aba-aba dari anak-anak yang suaranya bersahut-sahutan. "Ayo maju terus, ayo..ayo..ayo .... kelas 3 A..ayo..ayo" . Disleingi teriakan ," Ayo..ayo..kelas 3 D ayo...menang..menang..."

Sesekali teriakan tersebut bercampur dengan teriakan aba-aba dari gurunya kelas mereka, yang memberikan suport kepada tim yang bertanding bakiak. "Kanan..kiri, kanan..kiri, ayo, yang kompak.." Empat anak berjalan diatas bakiak, bertanding dengan empat anak lainnya.
"Ini belajar kerjasama yang hebat. Kalau kami nggak kompak, nggak bisa jalan," kata Ardi, salah seorang murid kelas 3 yang berteriak kegirangan saat tim-nya menang.

Bagi anak-anak, belajar itu tidak harus di ruang kelas mempelajari berbagai pelajaran dari buku-buku. Bagi mereka bermain bersama teman juga pelajaran yang asyik. Mereka bisa belajar kompak misalnya saat ikut lomba bakiak. Belajar saling mengerti, menjalin komunikasi yang baik. Demikian juga dengan permainan lainnya.

Kegiatan jeda semester diawali hari Senin (19/10/2015) dan berakhir Jumat (23/10/2015). Berbagai kegiatan tersebut antara lain: senam bersama, praktek ibadah bersama, bermacam lomba ketrampilan, lomba ketangkasan dan besuk Jumat, hari terakhir melakukan sholat istisqa' (sholat minta hujan).

Wajah sumrigah dihiasi tawa memenuhi wajah anak-anak itu, pun ketika dengan suka ria mengambil sampah di sekitar stadion Manahan.


Melihat keceriaan yang terpancar di wajah mereka, saya menjadi ikut senang. Dengan suasana baru, pikiran segar, rasanya mereka lebih bersemangat saat memasuki proses belajar setelah mid semester.

_Solo, 22 Oktober 2015_

foto. dok. pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline