Lihat ke Halaman Asli

Entahlah

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Athar to Khalisa)

“Khalisa sayang, petang ini aku megundang gerimis untuk mampir keberanda rumahku dan kamu,”

(yang hingga kini gagal menjadi kita…)

di atas kursi rotan, dekat jendela yang mulai basah kau duduk bersila masih saja terlihat cantik, sungguh

aku bertanya lagi, “bagaimana lis?” kau hanya merutuk pelan, menunduk sembari memainkan jari lalu diam

Ini kali perasaan yang tak pernah lamat kau tatap,

entah kapan aku bisa berdamai dengan pengabaian,

tidakkah kamu lelah mengasingkan perasaan yang  terlanjur aku tambatkan?

Rindu  tak pernah terlambat mengusik airmata untuk ruah mengalir ke dagu tiap petang, kau masih saja mecemburui dermaga yang tak pernah dirapatkan kapal.

ini cerita  tentang rindu yang sesak, menghujat secara sepihak

pada gerimis yang terundang, sampaikan pada alam, aku masih berusaha memilin kenyataan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline