Lihat ke Halaman Asli

Suciati Lia

TERVERIFIKASI

Guru

Keputusan Berbasis Kebajikan sebagai Pilar Penting Kepemimpinan yang Berkelanjutan

Diperbarui: 22 Oktober 2024   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber dokpri

Keputusan Berbasis Kebajikan sebagai Pilar Penting Kepemimpinan yang Berkelanjutan

 

Pada kesempatan kali ini izinkan saya sedikit berbagi ulasan mengenai pengalaman selama mengikuti pendidikan guru penggerak. Awalnya memang saya mengindahkan program ini karena regulasinya mengganggu jam mengajar. 

Setelah menyelami ternyata jam mengajar bisa dipadatkan dan pendidikan guru penggerak dapat diselesaikan di waktu luang. Ilmu yang saya didapatkan jika diterapkan luar biasa sekali dapat menumbuhkan mindset untuk melakukan perubahan secara bertahap.

 Apalagi berkaitan tentang topik ini yakni kita sebagai pemimpin pembelajaran bagaimana sebagai pemimpin yang mengedepankan kebajikan sebagai pilar penting kepemimpinan berkelanjutan.

Dalam dunia pendidikan terutama sebagai guru, kesuksesan tidaklah diukur bagaimana guru mencapai tujuan pembelajaran tapi seorang guru dapat mengatasi berbagai dinamika kelas dan sosial yang kompleks sehingga dapat membuat sebuah keputusan yang cepat dan juga efektif. Keputusan yang diambil tentu memastikan berdampak positif dan berkelanjutan yang mencerminkan etika dan nilai kebajikan. 

Sebagai pemimpin pembelajaran yang efektif tentu sadar bahwa penerapan nilai-nilai kebajikan dalam setiap perilaku akan meninggalkan warisan moral yang kuat sehingga tak heran penerapan pendekatan berbasis nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan berdampak baik dalam jangka panjang murid yang dididiknya. 

Ada kutipan dalam modul 3.1 yang menggelitik pribadi yang menjadi refleksi diri yang disampaikan oleh Bob Talbert adalah "Mengajarkan anak berhitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". 

Secara sepintas terkesan sederhana tapi jika ditelusuri ternyata makna yang terkandung di dalamnya sangat menggetarkan hati. Kutipan tersebut memiliki maksud mengajarkan anak menghitung itu baik tapi mengajarkan mereka apa yang berharga/utama itu lebih baik. 

Kutipan tersebut menggarisbawahi pentingnya pendidikan tidak hanya pada aspek teknis semata seperti menghitung atau kemampuan akademis tapi bagaimana pemahaman nilai-nilai dan prinsip kebajikan secara universal yang lebih mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline