Lihat ke Halaman Asli

Suciati Lia

TERVERIFIKASI

Guru

Menjemur Padi, Perjuangan Petani di Antara Terik dan Hujan

Diperbarui: 11 September 2024   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO)

Menjemur Padi, Perjuangan Petani di Antara Terik dan Hujan

Pada akhir liburan akhir pekan lalu berkesempatan menengok anak pertama yang sedang menempuh sekolah boarding school yang telah 2 bulan tidak dijenguk.

Karena jarak antara rumah dan sekolah sangat jauh sehingga memutuskan untuk menginap di rumah orang tua sekaligus mengunjunginya. Kebetulan saat berkunjung masa panen padi tiba.

Alhamdulillah hasil panen padi orang tua cukup baik. Banyak kisah dari orang tua tentang panen padi dari orang lain belum seberuntung dari panen orang tua. Saya pun bersyukur, Allah masih memberikan rezeki atas kinerja orang tua yang sudah senja ini.

Pagi itu, cuaca memang tidak ada tanda-tanda hujan. Mentari pagi tertutup oleh awan sehingga terpal dibuka agar terpal yang basah akibat embun yang menempel di terpal bisa kering. Memang menjemur terdengar sebagai aktivitas sederhana tinggal meletakan padi di atas terpal di bawah mentari lalu bisa ditinggalkan sambil aktivitas lain.

Namun, bagi saya pribadi yang sangat lama tidak bersentuhan dengan padi merupakan pekerjaan berat, yakni melawan debu yang ada di setiap butirannya. Kaki tanpa alas saat menyentuh butiran padi terasa sesuatu. Inilah kisah yang tak bisa dilupakan bahwa perjuangan petani padi penuh tantangan yang luar biasa.

Sementara bagi petani, proses penjemuran merupakan suatu tahapan penting dalam menentukan mutu hasil panen padi. Namun, kenyataan pada hari Sabtu yang saya alami adalah pekerjaan menjemur merupakan tantangan yang luar biasa. Dua kali tutup buka karena ketergantungan cuaca yang tak dapat diprediksi adalah sesuatu perjuangan yang terkadang menghela napas berat dan sabar.

Banyak alasan mengapa padi yang telah dipotong mesti dikeringkan sebelum disimpan atau digiling sesuai kebutuhan. Hal ini bertujuan agar mengurangi kadar air dalam padi sehingga tidak mudah tumbuh jamur atau bakteri yang menempel pada padi.

Pada umumnya kadar air ideal untuk padi yang siap disimpan setelah penjemuran adalah 12 sampai 14 persen. Sebaliknya, jika terlalu basah lalu disimpan tanpa pengeringan maka padi yang ada mudah rusak dan bahkan bisa membusuk.

Untuk mendapatkan padi yang kering tak semudah melakukan aktivitas tersebut. Jika panen padi pada saat mentari sedang bersinar teriknya adalah suatu berkah yang tiada tara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline