Keterampilan Sosial dan Emosional sebagai Fondasi Guru untuk Mengelola Kelas dengan Baik
Pengelolaan kelas bagi guru merupakan aspek yang menantang dalam pembelajaran. Peran guru tidak sekadar mentransfer ilmu semata tapi bagaimana keterampilan seorang guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif sehingga semua murid yang ada di kelas merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Apalagi 5 dasar kebutuhan murid (kebutuhan bertahan hidup, mendapatkan kasih sayang dan rasa diterima, memperoleh kebebasan, memperoleh kesenangan, dan penguasaan) terpenuhi dengan baik, hal ini akan mengurangi dinamika yang beragam yang berkembang di kelas.
baca juga Membangun Lingkungan Belajar Positif dengan Mengenali 5 Kebutuhan Dasar Murid
baca juga Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Sebagai seorang guru yang sebelumnya telah melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan karakter, minat, gaya belajar dan sebagainya. Dengan mengetahui segala keunikan yang terjadi dalam kelas maka guru perlu membekali diri dengan keterampilan sosial dan emosional sebagai pondasi yang amat penting. Melalui keterampilan ini setidaknya guru mampu mengatasi segala tantangan yang ada dengan membangun hubungan yang positif dengan murid di kelas agar tercipta suasana yang harmonis dan menyenangkan.
baca juga Mengapa Pengelolaan Kelas Sangat Penting dalam Membangun Lingkungan Belajar Positif?
Sebaliknya, bila guru telah mengetahui keunikan yang beragam di kelas namun tak memiliki kontrol emosi yang stabil ditambah lagi beban masalah yang dihadapi terlalu berat. Tak heran, semua murid yang di kelas baik yang unik atau yang baik kena getahnya. Hal ini cukup disayangkan apabila emosi yang diluapkan secara berlebihan tanpa kontrol dikhawatirkan dapat melukai batin atau fisik yang berujung masalah. Apalagi mental setiap murid tidaklah sama dan perasaan tidak terima bisa menambah masalah semakin besar apabila telah melibatkan wali murid. Bisa dibayangkan, betapa rumit bukan?
Untuk itu, guru mampu berdramatisasi untuk mengontrol manajemen emosi. Hati boleh panas karena banyak masalah yang sedang dihadapi. Namun, pikiran kita tetap dingin untuk mencernak segala apa yang akan disampaikan. Murid akan mengira bahwa kita sebagai guru tak pernah meluapkan kekecewaan atau kemarahan akibat sesuatu di luar masalah sekolah. Sehingga guru patut profesional dalam menjalankan tugas sebagai pendidik untuk memberikan pengajaran dan melakukan pembinaan.
Dari kasus di atas, tentu guru perlu senantiasa belajar untuk mengasah keterampilan. Tidak hanya mendalami keterampilan pedagogik dan profesional tetapi keterampilan yang membekali diri untuk bisa mengatur diri di saat segala situasi yang kurang mendukung sekalipun yakni keterampilan sosial dan emosional.