Lihat ke Halaman Asli

Gembili, Sumber Karbohidrat Alternatif yang Patut Dikembangkan

Diperbarui: 18 Agustus 2024   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi umbi gembili. (SHUTTERSTOCK/Teguh Jati Prasetyo)

Sudah sejak dulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki banyak kekayaan hayati di antaranya jenis umbi-umbian yang terkadang belum dikenali olah khayalak umum. Padahal dari umbi-umbian dapat dijadikan sumber karbohidrat alternatif salah satunya gembili (Dioscorea esculenta). Gembili merupakan  salah satu jenis tanaman umbi yang tumbuh subur di daerah tropis dan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan.

Dikutip dari postingan akun IG Kementan RI, umbi gembili merupakan jenis tumbuhan yang berbuah di bawah tanah dan hingga saat ini masih merupakan tanaman subsisten. Tanaman subsisten merupakan tanaman yang ditanam oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kelompok kecil atau keluarga. Sehingga pemanfaatannya masih minim sehingga tanaman ini masih belum dibudidayakan secara masal.

Selain itu, namanya juga tak sepopuler dengan jenis umbi lainnya seperti ubi jalar atau singkong. Namun gembili mempunyai sejarah sebagai salah satu sumber pangan tradisional yang dimanfaatkan sebagai makanan lokal yang kaya manfaat. Sehingga perlu mendapat perhatian agar dapat dibudidayakan sebagai sumber alternatif sumber karbohidrat di saat harga beras melambung tinggi.

Ciri-ciri gembili mempunyai bentuk yang bulat lonjong dengan ukuran yang bervariasi yang biasanya panjang sekitar 5-10 cm. warna kulitnya coklat keabuan dan agak kasar. Daging umbinya berwarna putih atau kekuningan dengan tekstur lembut saat dimasak. Rasanya sedikit manis yang memiliki kemiripann dengan ubi jalar dengan aroma dan rasa yang khas. 

Selain itu, gembili termasuk umbi yang merambat dan dapat mencapai tinggi 3-5 meter dengan daun berwarna hijau, memiliki batang berduri di sekitar umbi serta terdapat duri berwarna hitam. Jika ditanam, umbi ini dapat dipanen sekitar 6-9 bulan.

Dikutip dari postingan IG Kementan RI, gembili dikenal mempunyai nutrisi karbohidrat tinggi yang dapat dijadikan sumber energi yang baik. Hal ini dapat dimanfaatkan  sebagai tepung umbi, tepung komposit, tempung pati, dan sumber karbohidrat setelah dimasak, dibakar, atau direbus. 

Tak hanya kandungam karbohidrat, gembili merupakan sumber potensi hidrat arang, protein, lemak rendah, kalsium, fosfor, potasium, zat besi, serat makanan, vitamin B6, dan vitamin C. Wow, ternyata kandungin nutrisinya beragam ya? Sehingga gembili bisa dijadikan pilihan makanan yang sehat dan bergizi.

Tak hanya itu, gembili juga mengandung senyawa bioaktif misalnya polisakarida larut air (PLA), dioscorin, dan diosgenin yang memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh sebagai pencegah penyakit metabolik (hiperkolesterolemia, dislipidemia, diabetes, dan obesitas), immunomodulator, peradangan, dan kanker

Tantangan dan Potensi Pengembangan Gembili

Dengan mengetahui keunggulan karena kandungan nutrisi yang baik, pengembangan gembili sebagai sumber alternatif karbohidrat  masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan adalah minimnya pengetahuan dari masyarakat terutama saya sendiri yang baru mengenal sehingga berkeinginan mengulas artikel ini. Padahal gembili memiliki potensi untuk dikembangkan tidak sekadar pangan tradisional  yang kurang menarik, tidak seperti  sumber karbohidrat yang sudah melekat di hati masyarakat seperti berat atau gandum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline