Menginspirasi Murid melalui Disiplin Positif, Keteladanan Guru dalam Menumbuhkan Motivasi Intrinsik
Keteladanan bukan hanya tentang memberi contoh yang baik, tetapi juga menjadi teladan dalam menumbuhkan disiplin positif dan motivasi intrinsik pada murid. Melalui keteladanan, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana murid merasa dihargai, termotivasi, dan terdorong untuk mengembangkan diri secara optimal.
Berbicara disiplin mungkin di benak sebagian murid adalah sederet aturan yang membuat tertib. Namun akan berbeda pandangan bagi murid dengan keunikan lainnya yakni sebuah beban yang membelenggu kreativitas lainnya. Semua murid memiliki pandangan berbeda-beda dalam menyikapi makna disiplin. Menurut pribadi tak masalah, itulah hak setiap orang mengeluarkan pendapatnya.
Namun, terkadang disiplin sering kali dimaknai sebagai alat untuk mengendalikan perilaku murid. Sehingga peran guru sangat penting dalam membantu membentuk karakter dan perubahan perilakunya. Melalui pendekatan disiplin positif yang dipandang dapat menawarkan perspektif yang berbeda yang konsentrasinya pada pembentukan dan penguatan perilaku baik melalui sebuah pemahaman dan tanggung jawab.
Salah satu pendekatan yang pernah diulas sebelumnya yakni dengan penerapan segitiga restitusi. Segitiga restitusi merupakan konsep yang membantu murid memahami konsekuensi tindakan logis dengan mendorong murid memperbaiki kesalahan. Sehingga penting bagi guru sebagai teladan yang memainkan peran krusial dalam menumbuhkan motivasi intrinsik.
Baca juga Segitiga Restitusi
Sebelum kita mengulas bagaimana pengaruh keteladanan dalam penerapan disiplin positif. Ada baiknya kita mengulas pemahaman mengenai disiplin positif. Disiplin positif merupakan suatu pendekatan pendidikan yang berpusat pada penguatan perilaku baik daripada menghukum perilaku murid.
Nah, pendekatan ini mengutamakan pemahaman, komunikasi, dan penghargaan atas usaha murid dalam menunjukkan sikap yang sesuai. Adapun tujuan diharapkan untuk membangun sebuah hubungan yang saling menghormati antara guru dan murid serta mendorong murid lebih bertanggung atas perilaku yang dilakukan.
Dalam penerapan disiplin positif, guru tidak hanya berperan sebagai manajer, pengawas, tapi juga sebagai pembimbing yang membantu murid memahami konsekuensi dari tindakannya. Konsekuensi logis yang dikemukakan pada awal sebelum pembelajaran yang telah disepakati pada kesepakatan kelas.
Hal ini dapat membantu mengembangkan kesadaran diri pada kemampuan membuat keputusan yang baik. Dengan begitu, diharapkan murid tumbuh motivasi dalam diri untuk menjalankan segala kesepakatan kelas tanpa paksaan dan penuh kesadaran diri sehingga suasana kondusif kelas dapat terwujud.