Lihat ke Halaman Asli

Suciati Lia

TERVERIFIKASI

Guru

Perlukah Pameran Karya P5 Mewah?

Diperbarui: 17 Mei 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber dokpri

Perlukah Pameran Karya P5 Mewah?

          Sejak Kurikulum Merdeka diberlakukan, sejak itu perubahan kurikulum dengan penambahan program P5 yang kita kenal dengan kepanjangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Adanya proyek ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengobservasi dan memikirkan jalan keluar atas masalah yang ada di lingkungan sekitar. Adanya proyek ini diharapkan dapat menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

          Adapun aplikasi P5 ini disesuaikan pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di sekolah. Maksudnya, para murid diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara bahwa didiklah murid sesuai kodrat dan zamannya. Dengan kata lain, murid diberikan kesempatan untuk mengalami pengetahuan yang didekatkan hidupnya kepada kehidupan masyarakat sehingga tidak hanya memiliki pengetahuan saja tapi mampu mengalaminya.

          Dalam pelaksanaan P5, murid diberikan kesempatan mempelajari tema-tema atau isu-isu penting sekitar misalnya perubahan iklim, wirausaha, budaya, teknologi, kesehatan mental, dan lainnya. Hal ini dilaksanakan agar murid bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu sesuai proses belajar dan kebutuhannya. Secara sederhana dapat dipahami bahwa P5 dapat dijadikan sebuah sarana belajar yang memotivasi murid berperilaku kompeten, memiliki karakter unggul, dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

          Untuk mewujudkan itu semua, satuan pendidikan melalui kurikulum membuat modul sebagai pedoman yang disesuaikan dengan kondisi geografis satuan pendidikan. Sehingga murid dapat memanfaatkan keadaan sekolah sebagai sumber belajar yang menyenangkan. Hal ini dilakukan mulai tahap pengenalan, kontekstualisasi, rencana aksi, pameran karya, evaluasi, dan refleksi.

          Jika tahap penyelesaian modul terakhir, biasanya koordinator dan fasilitator merencanakan gelar karya atau dikenal dengan pameran karya. Pameran karya merupakan uapaya murid membagikan pengalaman belajar kepada murid lainnya. Hal ini sebagai bentuk apresiasi atas usaha yang dilakukan murid selama menjalankan P5.

          Lalu, bolehkan pameran karya mewah? Padahal gelar karya memberikan kesempatan kepada murid untuk membagikan pengalaman belajar dan menjadi peristiwa untuk saling mengapresiasi tiap karya yang dihasilkan oleh kelas. Dengan menganalisis esensi tersebut sebenarnya gelar karya tidak perlu mewah, bukan?

          Jika kita amati di lapangan mengapa praktiknya satuan pendidikan setidaknya mengharapkan gelar karya mewah. Padahal gelar karya bisa dilakukan sedemikian rupa yang terpenting tujuan tercapai. Kemewahan dalam gelar P5 tentu menguras tenaga dan anggaran sehingga terkesan dipaksanakan agar terlihat sesuai ekspektasi.

          Untuk itu, perlu bagi kita sebagai pendidik dan sekaligus yang terlibat dalam menyukeskan P5 di sekolah dalam merancang pameran karya agar lebih bermakna. Hal itu perlu memperhatikan beberapa hal berikut

Memanfaatkan aset sekolah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline