Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual

Diperbarui: 10 Maret 2024   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual

Menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi masyarakat melakukan nyekar atau ziarah ke makam orang yang lebih dahulu meninggal baik itu keluarganya, tokoh agama, ulama, dan orang yang berjasa lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengunjungi makam dan mendoakan almarhum. Nyekar merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini dilakukan baik itu di awal Ramadan atau menjelang idul fitri. Hal ini sebagai tradisi untuk menghormati dan mendoakan orang yang telah tiada agar tenang di sisi-Nya.

Tradisi nyekar menjadi salah satu bentuk perwujudan penghormatan kepada sesepuh atau leluhur yang telah berjasa. Melalui kunjungan ke makam, setidaknya kita mengenang jasa-jasanya dalam membantu keluarga atau berjasa dalam bidang tertentu yang sampai saat ini kita rasakan. Selain itu, melalui momen tersebut biasanya dimanfaatkan keluarga besar berkumpul dan berangkat bersama ke makam. Hal ini dapat menguatkan makna kekeluargaan dan kebersamaan semakin baik.

Pada dasarnya melakukan nyekar sangat baik bagi penziarah sebagai bentuk syukur atas karunia waktu hidup yang dimiliki. Sehingga penziarah mengingat kematian untuk menyiapkan diri bila sewaktu-waktu Allah memanggilnya pulang untuk selamanya. Sebagai manusia yang beriman tentu kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin tidak hanya saat Ramadan tapi semua waktu yang ada untuk beribadah sebagai bekal hidup di akhirat kelak. Apa yang kita perbuat, itulah yang menjadi bekal kelas di alam barzah. Tidak ada lagi kemewahan dan kesombongan yang bisa membantu kita selain amal perbuatan. Saat ziarah itulah terkadang kita diingatkan akan kematian yang terkadang semua orang ingin diberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup.

Selain tradisi nyekar, masyarakat juga bergotong royong membersihkan makam agar terlihat bersih dan terawat. Hal ini dapat menguatkan ikatan sosial di antara anggota masyarakat. Dengan begitu berbagi momen, saling menguatkan, dan saling memberikan dukungan moral menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi yang patut dilestarikan.

Dikutip dari situs Lembaga Amil Zakat Nasional Mizan, ada beberapa adab apabila kita melakukan ziarah kubur, antara lain

a. Berwudu

b. Mengucapkan salam

c. Membaca surat-surat pendek (surat Makkiyah)

d. Menbaca doa ziarah kubur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline