Lihat ke Halaman Asli

Suci Amalia

Islamic Studies Faculty UIN Syarif Hidayatullah

Bukber adalah Meninggalkan Salat dengan Gaya, Woody!!

Diperbarui: 24 April 2022   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Bukber adalah meninggalkan salat dengan gaya, Woody!!"

Cuitan ini merupakan respon terhadap konten salah seorang youtuber yang mengadakan buka bersama dalam durasi yang lama, tetapi tidak diperlihatkan apakah mereka melaksanakan salat Magrib atau tidak. Salah satu komentar ini menjadi komentar yang paling banyak dilike dan dibalas oleh netizen lainnya. Mungkin banyak netizen yang sepemikiran dengannnya.

Buka bersama atau disingkat bukber menjadi momen yang tidak bisa dipisahkan ketika bulan Ramadan datang. Bukber menjadi ajang silaturahmi antar sesama baik cakupannya antar keluarga, teman kelas, alumni pondok, atau bahkan bukber dengan orang yang baru dikenal dengan visi misi tertentu.

Tempatnya beragam, bisa di kafe, kos-kosan, atau hotel berbintang sekalipun. Tempatnya bisa dipilih sesuai dengan budget kantong masing-masing. Makannya pun bisa masak sendiri, food gathering, patungan, atau traktiran.

Namun, ada fenomena yang sedikit menggelitik pada sebagian orang ketika mengadakan bukber ini.

Kita tahu bahwa waktu solat Maghrib sangat sempit. Jaraknya kurang lebih hanya sejam dengan salat Isya. Masalahnya, terkadang kita dilupakan dengan momen silaturahmi, ngobrol, dan jokes ketika bukber. Seringkali, masalah salat dinomor duakan, dengan alasan 'toh ini bukber ini momen sekali seumur hidup', 'waktu salat masih panjang', 'makan dulu yang kenyang baru solatnya nanti biar enak'.

Tak ada kritik ataupun saran dari tulisan ini untuk fenomena tersebut. Yang jelas saya berdoa semoga kita bisa menjaga solat kita. Selain itu, semoga bukan menjadi tergolong orang-orang dalam ibarat "Bukber adalah gaya untuk meninggalkan salat"

Setelah salat magrib yang ditunda, sekarang giliran solat tarawih yang terlupakan.

Tarawih memang sunah, tidak ada kewajiban untuk melaksanakannnya. Tak ada kewajiban pula melaksanakannya secara berjamaah. Namun, saya berpikir, momen Ramadan datang hanya sekali dalam setahun. Tak ada jaminan kita bisa merasakan Ramadan kembali di tahun depan nanti. Mempunyai waktu luang untuk salat tarawih berjamaah merupakan suatu kenikmatan yang besar sebelum nantinya kita disibukkan dengan urusan dunia.

Suatu saat nanti ada masanya kita mempunyai urusan yang sangat urgen yang bertepatan dengan waktu salat fardhu atau salat tarawih kita. Mungkin kita lebih memprioritaskan hal tersebut dibanding dengan salat berjamaah. Jadi, selama kita masih mempunyai waktu untuk melaksanakan salat berjamaah, melaksanakan salat tarawih berjamaah, keduanya merupakan hal yang sangat nikmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline