Lihat ke Halaman Asli

Pantang Menyerah, Pantang Pasrah

Diperbarui: 6 September 2024   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: pixabay.com

Sedikit bicara dalam berkarya
Tanpa pamrih apalagi syahwat berkuasa ...

Adalah ruh, jiwa yang bersemayam dan 'tlah terpatri
Selalu berlapang dada tak menyempit saat terjepit
Meski terlilit sulit yang menghimpit
Melingkup denyut langkah, meruang tak menghampa
Lajunya waktu yang memburu antara batas harapan dan impian

Tak peduli tergapai ataupun tidak, sendiri ataupun ditemani
Karena hakikat perjuangan adalah tentang nyali dan pelaksanaan kata-kata
Terhadap tantangan dan risiko yang harus dihadapi
Mewujud bukti, atau tidak sama sekali
Di atas titian prinsip yang semustinya dijalani

Bukan demi memiliki, bukan demi pribadi pula
Yang hendak meracuni diri  hingga menjadi lupa diri
Terpanggil sebagai abdi kehidupan bagi anak negeri
Terajut oleh pikiran suci dan gelora cita  atas nama bangsa
Tangguh dan pantang luruh di tengah gemuruh para tukang gaduh
Yang bergelantungan, bertempik sorak menggerogoti bahtera negeri
Tengah arungi samudra kehidupan, merengkuh merindu dendam
Di bumi tanah merdeka yang benar-benar merdeka
Dan, sungguh benar telah merdeka!

Dimanakah?

 

*****

Kota Malang, September di hari kelima, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline