Lihatlah sekelilingmu
Betapa kian menggejala pada setiap sisi tanpa kecuali
Memantulkan pandangan yang memburam
Tentang pikiran yang ditumpahkan
Tutur kata yang diledakkan
Perilaku yang dipertontonkan
Serba abu-abu menuju gulita membelakangi cahaya
Belum cukupkah isyarat dan tanda itu dibentangkan
Sebagai bicara Tuhan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa manusia?
Bencana perang, bencana alam adalah tanda awal bermula
Akibat dari keseimbangan hidup yang tak terjaga dan terpelihara
Akan memuncak menjadi runtuhnya peradaban
Yang selama ini dipuja dan dibanggakan
Meski sebenarnya berselimutkan kepalsuan tiada tara
Surga dunia yang nampak dirasa
Neraka dunialah sebenarnya di balik itu semua
Sebab iblis sukses mempedaya manusia
Menjadi kantuk dalam lena hingga lupa pada Tuhannya
Saatnya tiba sudah dekat
Akan berganti menjadi serba indah, penuh kedamaian
Namun tidaklah serta merta begitu saja
Semuanya pasti ada proses yang harus dilalui
Dan, momentum yang musti dicermati
Bersiap-siaplah, bangun dan bangkitlah, wahai manusia!
Sebelum sangkakala bertiup menggema di seantero jagad raya ...
*****
Kota Malang, Agustus di hari kedua belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H