Lihat ke Halaman Asli

Prahara di Tengah Sunyi

Diperbarui: 22 Juli 2024   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Kegaduhan yang berkecenderungan
Akan meluluhlantakkan segenap sendi kehidupan
Selalu tampil di permukaan, di kerutan samudra revolusi
Bergema mendengung karena lantang digaungkan

Bising beriuhkan nyanyian sumbang, parau terdengar
Apakah yang demikian itu adalah peringatan?
Ataukah hanya sekedar hadirkan bayang-bayang ketakutan
Dari mereka yang masih menyimban ambisi
Di kala tersingkir dari sebuah percaturan?

Narasi basi berbuih cacian selalu dikumandangkan
Di setiap ruang publik yang mempersilakan
Pepesan kosong buliran padi tak bernas pun diawarkan
Namun, jalan keluar lepas dari himpitan terlalu sunyi dinanti
Tak kunjung kemari menghampiri hingga saat ini

Ah, betapa kerdil kikir berpikir
Hanya demi ambisi kepentingan sesaat

Mereka, pejuang ataukah pecundang?

*****

Kota Malang, Juli di hari kedua puluh satu, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline