Kegaduhan yang berkecenderungan
Akan meluluhlantakkan segenap sendi kehidupan
Selalu tampil di permukaan, di kerutan samudra revolusi
Bergema mendengung karena lantang digaungkan
Bising beriuhkan nyanyian sumbang, parau terdengar
Apakah yang demikian itu adalah peringatan?
Ataukah hanya sekedar hadirkan bayang-bayang ketakutan
Dari mereka yang masih menyimpan ambisi
Di kala tersingkir dari sebuah percaturan?
Narasi basi berbuih cacian selalu dikumandangkan
Di setiap ruang publik yang mempersilakan
Pepesan kosong buliran padi tak bernas pun diawarkan
Namun, jalan keluar lepas dari himpitan terlalu sunyi dinanti
Tak kunjung kemari menghampiri hingga saat ini
Ah, betapa kerdil kikir berpikir
Hanya demi ambisi kepentingan sesaat
Mereka, pejuang ataukah pecundang?
*****
Kota Malang, Juli di hari kedua puluh satu, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H