Gulita membenam derita anak bangsa
Bilakah sirna terkikis sang fajar
Menapak perlahan memeluk purnama membadar
Kerlip cahaya bintang tak lagi berpendar
Samar berpijar binar dalam hidup
Yang tak berarah tak bertujuan
Memantik risau mengguncang ketidakpastian
Di atas samudra nasib yang tak beraturan
Akankah terus melaju bersua kehancuran
Tawa gelak membahak meledak berarak
Dalam gempita selebrasi citra seremonial
Sang fakir miskin mendulang serpihan
Di antara reruntuhan pesta senyap makna
Karena keadilan kemakmuran yang didamba
Masih menjadi mimpi teramat mahal ...
*****
Kota Malang, Juli di hari kedua puluh satu, Dua Ribu Dua Puluh Empat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI