Lihat ke Halaman Asli

Ingkar Nikmat

Diperbarui: 27 Juni 2024   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Inikah yang dinamakan syukur nikmat?

Maksudmu?

Coba saja cermati dengan seksama, tanpa harus berpura-pura!
Usahlah kura-kura dalam perahu!

Bila memang demikian cerahkanlah, silakan!
Hitam putih, jangan abu-abu atau gamblangkan saja!
Tak perlu bertamsil dan bertamsil kepadaku
Nyatakanlah terus terang apa adanya, walau itu pahit sekalipun
Sungguh!

Mungkinkah kita pantas dan layak dinyatakan telah bersyukur  kepada Tuhan
Yang menganugerahi negeri ini sebagai negeri agraris, negeri bahari seribu pulau
Sementara, tentang ketahanan pangannya  amat rapuh
Selalu dan selalu impor agar terbaca aman akan persediaan pangan bagi seluruh anak negeri?
Layakkah, pantaskah?

Kawan, kemakmuran itu simpel saja dalam memaknai dan mempraktikkannya
Yakni, tentang sehat dan bahagia di segala aspek kehidupan suatu negeri, suatu bangsa
Mungkinkah dinamakan makmur, bila masih terbaca dan terdata
Masih ada kemiskinan meski hanya segelintir?
Seorang saja sekalipun!
Maka kemakmuran hanyalah jargon yang acapkali bergema di kancah pertarungan: "pilihlah saya!"
Sesudah itu?
Binasa tergilas oleh tirani kekuasaan ...

Syukur nikmat ataukah ingkar nikmat kita membaca dan menerjemahkannya
Pada negeri dan bangsa ini sejak merdeka yang konon sebagai atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa?

Sudahlah, entahlah, kawan ...
Akan kucoba bertanya kepada padang rumput ilalang, bagaimanakah jawabnya ....

*****

Kota Malang, Juni di hari kedua puluh tujuh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline