Antara ada dan tiada membaur dalam gulita tanpa jeda
Sang pejuang harus berhadapan dengan para penyembah berhala
Yang acapkali berteriak lantang tentang penista sebagai senjata
Pelemah nyali bila dilayani dan dituruti tanpa disadari
Haruskah berhenti di tengah jalan?
Sementara, para laskar pengusung cita keadilan sedang merindu
Tentang cahaya purnama yang membadar
Pantulkan impian dan harapan yang tak kunjung tiba
Tidak!
Selagi masih ada nafas yang tersisa
Gulita belukar kehidupan ini
Harus diperjuangkan menuju terang benderang
Laksana taman merindang yang di dalammnya
Mengalirlah berbagai aliran sungai kehidupan, jernih tak berjelaga secuilpun
Tuhan telah memnjanjikan, dan Tuhan takkan pernah mengingkarinya
Pasti!
*****
Kota Malang, Juni di hari kedua puluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H