Lihat ke Halaman Asli

Berakhir Sudah

Diperbarui: 27 Mei 2024   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: pixabay.com

Kutoreh pada buku harianku, april di hari ketiga puluh, dua ribu dua puluh empat
Lalu, kutancapkan pada ruang ingatanku

Ya, ternyata hanya sampai di sini akhir perjalanan hidupmu
Memasuki usia enam puluh enam tahun persis

Selangkah lagi, engkau bakal menghadapi pengadilan Tuhan
Sebab, kematian bukanlah tidur panjang sebagaimana anggapan umumnya manusia

Kematian adalah pintu masuk menuju pengadilan Tuhan
Pengadilan yang tak butuh penuntut umum, saksi, apalagi pengacara

Dan, Tuhanlah Hakim Yang Maha Agung, Pemutus Yang Maha Adil
Karena setiap putusan-Nya takkan pernah timpang secuilpun

Saudara, kawan, dan guruku ...
Selamat jalan, semoga engkau husnul khatimah ....

*****

Kota Malang, Mei di hari kedua puluh tujuh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline