Kembali harus kumulai dari titik nol
Tidak apa-apa
Dan, adalah sebagai konsekuensi logis
Atas apa yang ditempuh dan dijalani
Sebab, sadarlah diri ini
Betapa setiap pilihan yang diambil
Senantiasa mengandung risiko
Tinggal bagaimana cara meminimalisir
Itu saja, ke depannya
Setiap pilihan yang kuambil
Aku yakin dan pasti bakal menuai
Pantulan simpati dan pantulan antipati
Semuanya adalah hal yang biasa
Sebagai kerutan-kerutan kecil
Di samudra revoulusi kehidupan
Di negeri ini, pada bangsa ini
Aku harus, harus, dan harus lapang dada
Tanpa menyalahkan siapa-siapa
Karena sesungguhnya, itulah hakikat dan makna
Tentang nilai dan harga sebuah perjuangan
Demi tegaknya keseimbangan
Siap dilukai ataupun melukai
Bila itu dipandang perlu ...
*****
Kota Malang, Maret di hari kedua puluh sembilan, Dua Ribu Dua puluh Empat.