Lihat ke Halaman Asli

Seonggok Pasal

Diperbarui: 17 Maret 2024   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: dokpri.com

Usai pandemi berlalu
Yang bukan hanya kita yang terguncang
Separo lebih penghuni bumi pun merasakannya
Belum lagi sederetan murka alam lahirkan bencana
Melanda satu demi satu yang hadir terpisah
Adalah sebuah fenomena

Sejurus kemudian, segenap anak negeri menyambut sebuah pesta
Dengan suka cita bersuasana euforia
Dalam tajuk demokrasi, bukan demoterasi yang diinginkannya

Namun apa ujung dan muaranya?

Pesta yang seharusnya bernuansa riang gembira
Dan, para kebanyakan pun sudah memenuhinya
Meski harus mengesampingkan selimut krisis yang menggejala
Tidaklah demikian bagi mereka yang hanya segelintir
Segelintir elit yang justru mempersulit
Keruhkan suasana dengan narasi-narasi  basi
Serta tingkah polahnya, mencabik-cabik alam pikiran
Para kebanyakan, itu maunya ...

Dan, apa yang terjadi sebagai fakta realitanya?
Segelintir inilah yang tak berlapang dada, tak dewasa
Ketika harus menelan pil pahit, kalah dalam pertarungan pesta
Berulah dengan segala cara, mencari dukungan massa agar mengamininya

Sementara, sang kebanyakan masih dengan suka cita, riang gembira
Dengan caranya sendiri dalam mengekspresikannya
Hingga kian nampaklah siapakah sebenarnya biangnya
Hulu kegaduhan di negeri ini ...

*****

Kota Malang, Maret di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.   

   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline