Lihat ke Halaman Asli

Renjana di Ujung Tanduk

Diperbarui: 7 Maret 2024   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: dokpri

Ambisi yang menggebu
Laksana genta bertalu-talu
Melaju langkah seribu
Hingga merobek menyayat kalbu
Namun jalan buntu masih membelenggu

Jera tak jua menyapa
Lantaran kepalang basah terlanjur sudah
Apa hendak dikata
Surut langkah pun jadi susah

Mulailah bertingkah polah
Menunjuk sana sini
Mengumpat dan mencaci
Kompensasi dari harga diri
Yang tak lagi dihargai
Terkunci mati

Ulah sendiri, mengapa tak disadari
Bila yang dihadapi lebih mumpuni
Segalanya dimiliki untuk bisa menjadi
Pada posisi memuncak tinggi?

Sementara, hanya bekal ambisi tanpa strategi
Hanya akan menuai sakit hati
Berbias menuduh sana sini
Dengan narasi-narasi basi yang bikin geli

Curang!
Matinya demokrasi!
Hak asasi dikebiri!
Bla bla bla bla ...

Renjana di ujung tanduk, usahlah disesali
Bila hanya akan menambah luka
Bagai sembilu menyayat diri ...

*****

Kota Malang, Maret di hari ketujuh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline