Lihat ke Halaman Asli

Jejak yang Hilang

Diperbarui: 28 Februari 2024   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: pixabay.com

Ketika persaingan kian tajam
Meski dilumur oleh kata sehat
Namun kesumatlah ujung akhirnya

Serempak tertelan oleh bumi yang sudah tak ramah lagi
Saling berbaku hantam pun teramat sulit dihindari
Kepentingan pribadi mengawak menumbuk
Berbalut nafsu serakah berpuncak pada hegemoni

Kuat menggilas, lemah pun tertindas
Saling berbagi tak lagi ditemui
Di buku harian dan kamus budaya dan peradaban

Pantulan gelap cahaya menyelimuti orkestra kehidupan
Seolah hanya menanti terbang sesaat lagi
Dan, ketimpanganlah yang kian menjadi-jadi
Mengangkangi surga yang hilang
Menguji anak manusia yang masih menggenggam ketulusan
Di tengah-tengah melelehnya adiluhungnya budaya dan peradaban

Bersiaplah!
Tunak dalam taubat dan syukur ...

Sanggupkah?

*****

Kota Malang, Februari  di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline