Lihat ke Halaman Asli

Kalah Tak Jengah Menang Tak Bimbang

Diperbarui: 25 Februari 2024   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: maduranews.com

Dagelan Politik-Politik Dagelan

Pemilu 2024 telah usai, isyarat tentang hasilnya pun telah disinyalkan oleh Quick Count siapakah pemenangnya, juaranya. Meskipun Quick Count bukanlah tolok ukur rujukan resmi dalam memastikan dan menentukan siapakah sang juaranya. Yang memastikan penetapan siapakah juaranya adalah hasil rekapitulasi resmi dari KPU sebagai panitia yang berwenang dan berkompeten terhadap soal ini. 

Disebut juara, sebab setidak-tidaknya ini adalah tentang kontestasi, kompetisi, pertarungan, atau entah apalagi istilahnya dalam kemasan pesta demokrasi yang konon diletakdasarkan di atas pemahaman "Dari, oleh dan untuk rakyat". Bukan "Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk penguasa", lho? Supaya tidak terjadi pembengkokan makna, maka perlu diluruskan dengan selurus-lurusnya. OK? Harus OK, dong?!

Sehari usai Pemilu Coblosan dilaksanakan, para kontestan (3 paslon) Pilpres pun melakukan jumpa pers setelah mengetahui hasilnya dari versi Quick Count. Dimana Paslon A memperoleh kisaran 25,xx persen suara, Paslon B memperoleh kisaran 56,xx persen suara, sedangkan paslon C memperoleh kisaran 17, xx persen suara.

Dengan demikian, maka Paslon B nyaris dipastikan sebagai jawara (sementara) di Pemilu Pilpres 2024, sembari menunggu hasil rekapitulasi resmi dari KPU.

Dalam jumpas pers yang ditayangkan oleh stasiun TV ternama di negeri ini, Paslon B mengungkapkan rasa gembira dan bersyukur lantaran telah mendapat isyarat dan sinyal dari Quick Count sebagai juara sementara. Dan memberikan statement yang lugas nan tegas, bahwa kemenangan sementara itu adalah kemenangan Indonesia, kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya kemenangan kelompok dirinya, maupun koalisi partai pengusungnya. Hal ini, kata Paslon B, dengan melaksanakan Pemilu yang penuh dengan nuansa persaingan sengit sehingga harus ada yang kalah dan yang menang, maka jangan sampai mengoyak rasa persatuan Indonesia yang wajib dijaga dan dipelihara. Begitu yang ditandaskan oleh Paslon B.

Sementara, Paslon A justru sebaliknya dalam bertutur di jumpa persnya. Bahwa isyarat dan sinyal dari Quick Count, tidak bisa dipercaya, janggal, dan patut dicurigai ada apa di balik suara yang diperolehnya. Koq, cuma segitu ya?

"Ini jelas terjadi kecurangan secara tersungkur, automatis dan imajinatif. Itu jelas! Kami tidak bisa menerima, dan akan kami gugat dan akan kami naikkan ke Mahkamah Konsiliasi atas kecurangan yang nyata di depan mata ini ..!!" Kata Paslon A berapi-api laksana api nan tak kunjung padam. 

Pun demkian halnya dari Paslon C. Nada irama pernyataannya pun 11-12 dengan Paslon A. Tak bisa menerima atas kekalahannya, dan menduga keras dan sepertiga menuduh, bahwa telah terjadi kecurangan yang dirancang bangun oleh Paslon B.

"Kami dari Paslon C, akan mengusut tuntas dugaan pelanggaran dan kecurangan dalam Pemilu ini. Kami tak mau berujung pilu dan malu. Apa kata Bunda bila tahu akan hal ini. Bisa-bisa saya dipecat dari partai karena tak mampu menghadang lawan," Begitu closing statement dari Paslon C. 

"Koq, nyebut-nyebut Bunda ya Paslon C ini, apa hubungannya dengan Bundanya ya?" Gumam salah seorang jurnalis yang hadir di jumpa pers itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline