Lihat ke Halaman Asli

Pulang Bersama Ular

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334846957952381136

[caption id="attachment_182953" align="alignleft" width="169" caption="ilustrasi ular"][/caption] Selasa kemarin lusa adalah hari menegangkan. Pukul 12.00 wita hari itu, seusai Ujian Nasional di sekolah, saya bersama-sama Panitia UN beranjak pulang ke rumah masing-masing. Saya ON kan starter Vario CBS kesayangan. Varioku melaju dengan kencang di jalanan Labuhan Haji menuju arah Kota Selong. Tiba-tiba baru sepuluh menit perjalanan, tepatnya di dekat jembatan Sisik, ada kepala Ular muncul dari leher motor saya. Betapa kagetnya saya, lalu secara spontan saat sepeda motor sedang melaju, saya pukul kepala ular itu dengan tangan kanan (melepas stang kanan). Tapi pukulan saya belum mempan rupanya, dan ular itu masuk lagi ke dalam leher motor. Sambil diliputi perasaan takut, saya segera menghentikan motor tepat di pinggir jalan dekat Tugu Sisik (Tugu Monumen ibukota Lombok Timur). Tugu ini menunjukkan bahwa Labuhan Haji Tempo Doeloe pernah menjadi ibukota Kabupaten Lombok Timur di era penjajahan Belanda (sekitar tahun 1800-an). Tak lama kemudian, datanglah rekan guru Fisika yang masih muda dan enerjik bernama Budiawan Cahyadi (Pak Wawan). Di belakangnya dia membonceng Pak Wenk (Khairul Anwar). Pak Wenk ini adalah profil petugas kebersihan sekolah yang sangat disiplin pada tugasnya. Sebelum siswa dan guru datang ke sekolah, beliau ini sudah menyapu bersih halaman dalam sekolah. Tambahan lagi, beliau ini sangat ramah dan mudah dimintai pertolongannya oleh panitia kegiatan di sekolah. Jika diberi amanah, dia tidak akan selesai kerja jika belum tuntas. Tak lama juga datanglah Pak Ahmad Riyadi. Dia pun ikut menemani kami mengusir ular itu. Pak wawan dan pak Wenk ikut membantu saya untuk mengeluarkan ular dari kepala sepeda motor saya. Dengan memakai potongan kayu yang ada di pinggir jalan, mereka berdua berusaha mengeluarkan ular itu. Dasar ular aneh, rupanya dia takut dan bersembunyi di dalam leher motor, dan tidak mau keluar. Maklum saja, motor vario ini memiliki model banyak rongganya di bagian depan, sehingga kucing saja bisa bersembunyi di dalamnya. Sesampainya di Kelayu, tepatnya di dekat jembatan Kelayu, kepala ular misterius itu muncul lagi. Spontan saya hentikan sepeda motor. Anehnya, ular itu masuk lagi. Sambil diliputi rasa waswas, saya pun kembali menghidupkan sepeda motor sembari dihantui perasaan tidak karuan, karena ular di kepala motor saya masih ngumpet di dalam. Sambil menenangkan diri, saya pun melaju kencang menuju rumah yang jaraknya sekitar 7 km dari sekolah. Tiba-tiba, di depan Rumah Sakit Umum dr. Soejono Selong, saya melihat bayangan kepala ular di bawah motor. Itu pertanda ular itu sudah keluar lagi dari dalam rongga kepala vario saya. Dengan spontan, saya rebahkan motor, dengan tujuan supaya ular itu segera keluar dan pergi. Alhamdulillah, ular aneh itu bisa keluar dengan cepat dan pergi dari sepeda motor menuju rerumputan di pinggir jalan. Ular itu telah ikut menumpang selama perjalanan saya sejauh 7 km dari sekolah ke rumah. Tampak ular itu berwarna agak kekuningan dan di bagian perutnya berwarna merah. Kendati ukurannya tidak terlalu besar, tetapi ular itu lumayan panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline