Lihat ke Halaman Asli

Triono

Wirausaha

Sejenak Ketapang

Diperbarui: 3 Januari 2024   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolam Labuh Kapal Penyebrangan Ketapang dari Gilimanuk Dokpri@d93 

Pagi hari nan cerah pada saat itu arus laut yang masih kecil serta ombak yang tidak begitu tinggi terlihat dari Kapal Penyebrangan yang kita tumpangi sementara menunggu waktu giliran sandar di pintu masuk Pelabuhan Ketapang dari arah kebrangkatan Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan titik awal menuju Bumi Belambangan. 

Desa Ketapang Banyuwangi mulai ramai dipadati wisatawan domestik dari seputaran Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta bahkan ada pula nampak dari kode plat nomor kendaraan yang kita jumpai dari Pulau Sumatera hendak menyebrang ke Pulau Dewata Bali. 

Liburan akhir tahun ini sangat terasa istimewa bagi kita sekeluarga karena pembatasan pergerakan aktifitas sudah normal kembali paska pandemi beberapa tahun lalu. Kabar mendadak itu kita dengar dari Kabupaten Sidoarjo pada malam harinya dan kita putuskan untuk berangkat pagi harinya. 

Rencana kita mencoba menikmati perjalanan dengan moda transportasi kereta api. Kita sepakat akan merasakan indahnya pemandangan sawah-sawah di daerah Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Pasuruan dan Sidoarjo sebagai tujuan akhir. Karena padatnya jadwal kereta api masa liburan ini, kita lewati dengan sedikit kecewa karena tiket hanya tersedia tiga orang padahal butuhnya empat, kita coba kejar di Stasiun Ketapang +7 m tetap kita belum dapat. 

Akhirnya kita putuskan ''sejenak di Ketapang'' berembuk musyawarah kecil dengan istri dan kedua anak untuk mencari solusi yang terbaik demi liburan aman, nyaman dan berkesan. Perdebatan kecil muncul dan keyakinan itu mulai ada dari si Abang untuk lanjut lewati jalan darat lintas utara. 

Persiapkan dadakan akhirnya jadi pilihan utama kita bolak-balik Pelabuhan Ketapang-Pelabuhan Gilimanuk kebetulan dengan kapal yang sama demi ngejar waktu longgar di jalan raya karena kita harus berjuang lagi lewati daratan Banyuwangi, sunyinya alas purwo Situbondo, panjangnya jalanan Besuki dan cantiknya pemandangan lampu terang malam hari pembangkit listrik tenaga uap bahan bakar batu bara paiton Probolinggo. Tower tinggi Paiton itu tidak bisa mengalahkan pejaman mata. Sejenak kita putuskan istirahat di rest area yang konon banyak tersedia kamar mandi yang bersih, saya lupa menghitung karena mata sudah tidak bisa diajak kompromi, mungkin lain waktu kesempatan dihitung ulang demi keakuratan datanya. 

Dini hari serasa siang hari sekitarnya makin ramai kendaraan yang antri mengisi bahan bakar minyak demi persiapkan menjajal panjangnya jalan bebas hambatan ke arah barat maupun yang akan menuju wisata bahari pasir putih, kampung kerapu lanjut asem bagus desa pancasila Situbondo, grand watu dodol kampung lobster  dan destinasi baru edu wisata melalui keberadaan Coral Centre, website SFV Bangsring serta rumah apung sarana edukasi dan wisata Perikanan dengan konsep one stop service Bangsring apabila kita putuskan ke arah timur dari tempat kita istirahat. 

Pengalaman pertama masuk melalui pintu tol gending Probolinggo yang beberapa bulan lalu pas kita mudik lebaran belum diberi kesempatan melintas. Bersyukur kita bisa merasakan pas dini hari itu perjalanan kurang lebih 2-3 jam menuju pintu tol kota udang Sidoarjo terwujud. Perjalanan yang menyenangkan, memberikan kesan dan penuh perjuangan pada liburan akhir tahun 2023 ini, semoga tahun 2024 semakin riang gembira dalam mewujudkan cita-cita yang sudah kami rencanakan. Selamat datang di trip 2024 karena kami bahagia akhir tahun ini. Salam sehat selalu semoga bermanfaat bagi kita semua.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline