Lihat ke Halaman Asli

Mendaki Bukit Harapan, Cerminan Keharmonisan Beragama di Minahasa Tenggara

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1429151497879039720

Gerbang Bukit Harapan (dok .Lalu Budi Karyadi -Karyawan PT NNT)

Abdurrrahman Wahid pernah berkata bahwa “ yang beda jangan disama-samakan danyang sama jangan dibeda-bedakan ”. Memaknai sebuah kalimat bijak yang pernah di ungkapkan mantan presiden RI tersebut seakan memaknai perjalanan saya ketika berada 4 hari di desa Ratatok, Minahasa Tenggara, Sulawaesi Utara. Kamis, 9 April 2015 saat sang fajar dan awan di ufuk timur masih kemerah-merahan rekan sekamar saya membangunkan dan mengingtakan bahwa kita harus segeera bergegas menuju bukit harapan untuk menangkap sang fajar dalam bidikan lensa. Tidak mengeherankan, rekan-rekan saya yang ikut dalam perjalanan ke Buyat ini adalah notabane nya adalah para photographer yang datang selain untuk melihat proses pasca tambang di PT Newmont Minahasa Raya (NMR)juga untuk membidik panorama alam yang begitu indah di tempat ini.

Gerbang bukit harapan seakan menyambut keadatangan saya, deretan anak tangga yang tak terhitung jumlahnya ini seakan memberiharapan bahwa di puncak bukit sang fajar tengah menanti kami untuk di nikmati. Sepanjang perjalan sembari menaiki anak tangga satu persatu, pandangan saya seakan tak ingin melewatkan keindahan Teluk Buyat yang begitu indah dengan air lautnya yang masih tenanag seakan masih tertidur pagi itu. Teluk Buyat dan Newmont pada tahun 2004 lalu sempat menjadi pembicaraan publik dunia ketika tuduhan pencemaran di Teluk Buyat mencuat dan menjadikan PT NMR dan presiden Direktur saat itu Richard Bruce Ness sebagai terdakwa. Tetapi kasus tesebut selesai karena berdasarkan putusan Mahkamah Agung di tahun 2009 dan 2012 membuktikan bahwa tidak terjadi pencemaran dan penayakit pada masyarakat dan teluk buyat.

14291516501265682967

Pemandangan Teluk Buyat Dari Atas Bukit Harapan (dok .Lalu Budi Karayadi -Karyawan PT NNT)

Melupakan sejenak tentang kasus Teluk Buyat di tahun 2004 itu, langkah kaki semakin kupacu agar segera menuju puncak bukit harapan. Sang fajar yang berwarna orange kemerahan yang bersembunyi di balik niyur daun kelapa seakan menghapus rasa lelahku menaiki anak tangga .Kita datang disaat yang tepat, saat sang fajar baru saja terbangun untuk keluar dari pearaduan nya.

14291516821962142480

Sang Fajar Yang Berwarna Orange Kemerahan Menyambut Kami Dai Atas Bukit Harapan (dok .Lalu Budi Karyadi -Karyawan PT NNT)

Sejenak menikmati keindahan sang fajar, tiba-tiba saja pandanganku teratrik dengan dua buah menara yang berada di atas bukit harapan ini. Dimana salib besar dan menara dengan ujung bulan sabit bintang menjulang tinggi kelangit. Dua buah menara ini seakan memberi pesan bahwa inilah bukit harapan yang mencerminkan keharmonisan kehidupan beragama di Minahasa Tenggara ini.

14291517171839224825

Menara Yang Melukiskan Cerminan Keharmonisan Kehidupan Beragama Di Puncak Bukit Harapan (dok .Lalu Budi Karyadi -Karyawan PT NNT)

Mengingat tentang toleransi beragama, saya teringat ketika tahun 2013 lalu saya terpilih menjadi Interfaith Ambassador CINTAindonesia Committee for Interfaith Toleranceatau yang disingkat CINTAIndonesia. Yaitumerupakan suatu forum yang terdiri dari para generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia yang juga merupakan alumni dari program Study of the U.S Institute (SUSI) on Religious Pluralism 2012 yang peduli akan isu-isu sosial khususnya toleransi antar umat beragama. Apa yang saya saksikan di bukit harapan pagi itu seakan memberikan gambaran nyata pengalaman dan ilmu yang pernah aku dapatkan ketika mengikuti kegiatan CINTA Indonesia. Jika kita hidup damai dalam perbedaan dengan menjunjung tinggi keharmonisan maka hidup kita akan tentram.

14291517503113309

Dua Tempat Ibadah Yang Bearada Dalam Satu Pagar (dok .Lalu Budi Karyadi -Karyawan PT NNT)

Perjalanan menuruni anak tangga bukit harapan, kembali saya di suguhkan pemandangan indah dari tepi teluk buyat. Yaitu duatempat ibadah masjid dan gereja berada dalam satu komplek. Ini semakin menguatkan saya bahwa masyarakat disini sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan toleransi umat beragama. Semoga bukit harapan akan tetap menjadi lambing harapan bagi masyarakat Minahasa tenggara untuk mewujudkan masyarakat damai dalam bingkai toleransi umat bearagama.

1429151787292340598

Berfoto Bersama Diatas Bukit Harapan, Dengan Harapan Kita Bisa Masing-MasingMembawa Pesan Perdamaian Dari Atas Bukit Ini (dok .Lalu Budi Karyadi -Karyawan PT NNT)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline