Lihat ke Halaman Asli

Dua Kali Tertipu Intelijen Bertawaf

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Peluncuran buku Intelijen Bertawaf merupakan pengalaman pertama saya menghadiri acara para Bloggers Kompasiana. Membaca daftar para tamu spesial yang diposting oleh Mas Is, saya membayangkan suasana acara akan bersifat sangat formal. Ditambah lagi  begitu saya memasuki halaman apartemen Essence tidak hanya petugas dari pihak pengelola saja yang mengatur arus keluar masuk kendaraan tamu tetapi juga dibantu beberapa petugas berseragam Angkatan Udara. Terus terang saya jadi deg-degan karena saya ini orangnya rada kuper alias kurang pergaulan.

Namun begitu masuk hati saya merasa plong karena disambut dengan hangat dan ramah. Suasana begitu hangat dan santai. Satu kali saya tertipu oleh pikiran saya sendiri.

Saya selama ini mengenal pak Prayitno, pak Chappy dan pak Hendropriyono hanya lewat media cetak maupun media elektronik. Kesan yang ada dibenak saya tentang pak Prayitno adalah sosok yang ramah namun serius. Begitu juga dengan pak Hendropriyono yang selalu murah senyum namun serius dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan para wartawan. Apalagi keduanya berlatar belakang dunia intelijen. Sementara pak Chappy adalah mantan KSAU yang gantengnya tidak kalah dengan pak Omar Dhani. Jadi secara keseluruhan saya mengira acarapun akan berjalan santai namun formal.

Begitu pembawa acara angkat bicara, saya merasa tertipu untuk kedua kalinya. Tidak hanya pembawa acaranya saja yang mengantarkan acara dengan penuh humor tetapi para pembicara pun menyampaikan ulasan tentang karya pak Prayitno meskipun berbobot namun penuh dengan humor dan canda tawa. Begitu pak Prayitno yang mendapat giliran terakhir angkat bicara justru beliaulah yang paling lucu diantara ketiganya. Tak salah jika dengan terpingkal-pingkal mbak Rosiana Silalahi sang pemandu acara bertanya "Ini acara bedah buku atau srimulat". Apalagi dengan kumis dan gaya pak Prayitno memasang mimik muka serius dalam melontarkan humor-humornya membuat saya teringat kepada almarhum Asmuni, salah satu pelawak senior Srimulat.

Tidak salah kalau ada ungkapan "Don't Judge The Book by It's Cover". Jangan pernah menilai suatu buku hanya dengan melihat dari sampulnya saja. Begitu juga halnya dengan buku kumpulan tulisan pak Prayitno yang berjudul Intelejen Bertawaf ini. Meskipun desain sampulnya cukup menyeramkan dengan warna merah pada kata Bertawaf, tetapi isinya cukup renyah dan enak dibaca serta bergizi tinggi.

Terimakasih pak Prayitno, pak Chappy dan pak Hendropriyono yang telah menghibur dan memberi tambahan gizi baik secara harafiah maupun dalam arti sebenarnya pada kami semua Blogger Kompasiana.

Terimakasih juga pada Kompasiana yang telah menjadi rumah sehat dengan pak Prayitno sebagai "Bapak". Rumah tempat berkumpulnya para blogger tanpa memandang umur, status maupun latar belakang untuk saling mengisi dan saling mencerdaskan. Sungguh suatu akhir minggu yang indah untuk dikenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline