Lihat ke Halaman Asli

Dunia Menyambut Jalur Sutera Milenium Ketiga

Diperbarui: 13 November 2017   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Nabi Muhammad SAW di masa remaja dan mudanya dapat dipastikan pernah menjadi bagian dari para pelaku perdagangan Jalur Sutera zaman dulu. Hal itu pula niscaya sebagai bagian sangat penting dalam proses pengembangan diri, sehingga Muhammad menjadi sosok berwawasan global yang paripurna. Oleh karena juga beliau sangat bersungguh-sungguh dan cermat. Pernah suatu ketika serombongan orang dari Oman menghadap Nabi, dan Nabi menanyakan tentang keadaan di sana sambil menyebut nama-nama tempat secara detil, dan orang-orang Oman tersebut pun sangat senang.

Sebenarnya ibarat semua orang sudah tahu, Jalur atau Jalan Sutera merupakan perhubungan perdagangan global dari ujung timur Asia hingga ujung barat Eropa. Spesifiknya, ketika Jalur Sutera dibuka secara resmi oleh Dinasti Han di Tiongkok sebagai yang paling ujung timur pada abad ke-3 SM, otoritas penguasa yang paling barat adalah Romawi. Kekaisaran Tiongkok (Han) dan Kekaisaran Romawi merupakan potensi pasar separuh penduduk bumi (49%) pada masa-masa tersebut.

Kekaisaran Han (206 SM -- 220 M) melaksanakan sensus penduduk di abad ke-2 SM dengan hasil jumlah penduduknya sebanyak 59.600.000 jiwa terdiri 12.360.000 kepala keluarga. Jumlah tersebut setara dengan 28% jumlah penduduk bumi saat itu. Sementara di Kekaisaran Romawi pada masa Kaisar Trajanus (abad ke-2 M) terdiri 70 juta penduduk, yang merupakan 21% dari penduduk bumi pada masa itu. Trajanus mulai berkuasa tahun 98 M pada usia 45 tahun sampai dengan meninggal dunia di tahun 117 M dalam usia 63 tahun.

Kekaisaran Romawi tidak identik dengan Eropa semata-mata, melainkan juga meliputi sebagian Asia dan Afrika. Wilayah Eropa mencakup yang sekarang menjadi bagian dari negara-negara: 1. Albania, 2. Andorra, 3.Austria, 4. Belanda, 5. Belgia, 6. Bosnia-Herzegovina, 7. Britania Raya, 8. Bulgaria, 9. Ceko, 10. Georgia, 11. Gibraltar, 12. Hongaria, 13. Italia, 14. Jerman, 15. Kroasia, 16. Liechtenstein, 17. Luksenberg, 18. Makedonia, 19. Malta, 20. Monaco, 21. Montenegro, 22. Prancis, 23. Polandia, 24. Portugal, 25. Rumania, 26. San Marino, 27. Serbia, 28. Siprus, 29. Slovenia, 30. Slowakia, 31. Spanyol, 32. Swiss, 33. Ukraina, 34. Vatikan, 35. Yunani.

Kekaisaran Romawi yang berpusat di Roma, juga mencakup wilayah Afrika yang sekarang menjadi bagian dari negara-negara: 36. Aljazair, 37. Lybia, 38. Maroko, 39. Mesir, 40. Tunisia. Sedangkan yang wilayah Asia, sekarang menjadi bagian negara-negara: 41. Arab Saudi, 42. Armenia (Asia-Eropa), 43. Azerbaijan (di persimpangan Eropa-Asia), 44. Irak, 45. Iran, 46. Israel, 47. Kuwait, 48. Lebanon, 49. Palestina, 50. Suriah, 51. Turki, 52. Yordania.

Kekaisaran Romawi berdiri tahun 27 SM, setelah era Republik yang berlangsung selama 500 tahun. Namun kemudian muncul pula Kekaisaran Romawi Timur pada 330 M, berpusat di Bizantium. Romawi Barat lenyap pada 476 M, sementara Romawi Timur berlangsung hingga lebih seribu tahun dan bubar pada 1453 M setelah Konstantinopel diduduki oleh Turki. Kota Konstantinopel sebelumnya bernama Bizantium, dan akhirnya Istanbul.

Pada masa Muhammad berniaga hingga ke Busra di utara, berarti pada masa Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur. Muhammad berdagang ke Suriah di utara ketika musim panas, dan ke Oman serta Yaman di selatan saat musim dingin. Di Busra tentu bersinggungan dengan para pedagang dari timur seperti Cina, India, Mongol, dan lain-lain, yang menempuh Jalur Sutera Utara. Demikian pula bersinggungan dengan pedagang-pedagang dari barat yang akan melanjutkan jalur sutera hingga ke Eropa Barat melalui Laut Tengah.

Banyak pasar internasional di selatan yang dikunjunginya, termasuk yang di ujung tenggara Oman pada tepian Teluk Oman dan Laut Arab. Juga di ujung barat daya Yaman di tepian Laut Merah. Di Pasar internasional Yaman itu tentu berhubungan dengan pedagang-pedagang dari Afrika. Sedangkan di pasar internasional Oman bersinggungan dengan pedagang-pedagang dari timur yang menempuh jalur sutera Tengah dan Selatan, seperti orang-orang India, Cina, Persia.

Sebenarnya pun dapat dipastikan beliau bersinggungan pula dengan -- atau setidak-tidaknya mengetahui adanya -- pedagang-pedagang di pasar-pasar internasional di selatan tersebut yang bukan orang-orang Persia, Cina, India. Tetapi karena saya, paling tidak menduga, bila mengatakan hal itu akan ada yang tertawa, lebih baik saya tak jadi mengatakannya, demi siapa pun yang mungkin menertawakan hal tersebut. Mengapa? Karena orang-orang yang dimaksud adalah para pedagang dari wilayah Nusantara Indonesia. Maka biarlah suara dalam diri ini menggelegak untuk diri saya sendiri saja.

Pada masa Nabi belum ada Jalur Sutera Laut. Tetapi sudah ada perdagangan via laut dari Nusantara Indonesia mengarungi samudera luas. Bahkan pelayaran itu hingga Accra, Ghana, di pantai barat Afrika melalui "Tanjung Harapan Baik", Afrika Selatan (Afsel). Dari Cape Town di Afsel hingga Accra di Ghana, jaraknya lebih kurang 7.500 km. Sebenarnya dari Ghana ke Maroko tinggal sekitar 5.150 km lagi, dan menyeberang selat Gibraltar sedikit lagi yang lebar sisi sempitnya hanya 14 km, sudah sampai di semenanjung Iberia (Spanyol/Partugal), tetapi pasarnya memang di Ghana.

Jalur perdagangan itulah yang kemudian dikenal sebagai Jalur Kayumanis. Jalur pelayaran untuk perdagangan yang spektakuler, mengangkut komoditas kayumanis dan rempah-rempah lain, oleh para pelopor dunia bagi penjelajahan samudera, yaitu pelaut-pelaut Nusantara Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline