Lihat ke Halaman Asli

Subejo PhD

Akademisi dan Peneliti

Kemanusiaan dan Altruisme, Hikmah di Balik Tragedi

Diperbarui: 4 April 2020   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Satu-dua minggu di akhir Februari 2020 perhatian publik di Yogyakarta dan sekitarnya tersedot pada sebuah tragedi yang sangat memilukan ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman diterjang banjir saat melakukan susur sungai sebagai kegiatan pramuka. 

Kesedihan sangat mendalam bagi  para keluarga siwa-siswi dengan adanya korban jiwa sepuluh orang meninggal dunia dan puluhan luka serta cukup banyak siwa-siswi yang masih mengalami trauma.

Berbagai kalangan sangat berharap dalam waktu dekat semua hal dapat ditangani dengan sebaik-baiknya termasuk pihak-pihak yang dipandang dan terbukti bertanggungjawab karena diduga lalai sehingga menimbulkan banyak korban. 

Suatu hal yang sangat mendesak adalah penanganan trauma pada siswa-siswi untuk dapat segera kembali aktif dalam berbagai kegiatan sekolah dan menjalani masa-masa kegembiraan remaja. 

Beberapa media nasional dan lokal mengabarkan sudah ada langkah cepat beberapa pihak yang memiliki kapabilitas penanganan psikologis dalam kegiatan trauma healing pada para siswa-siswi.

Empati dan Sensifitas Kemanusiaan

Di balik tragedi yang memilukan, muncul hikmah adanya empati dan sensifitas rasa kemanusiaan yang sangat kuat dari masayarakat dan berbagai pihak terkait. Media nasional mewartakan respon dan tindakan yang sangat cepat dari berbagai pihak dalam melakukan evakuasi korban sejak Jumat sore hingga minggu siang. 

Dilaporkan lebih dari 30 institusi  terlibat dalam penanganan korban yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, BASARNAS, BPBD, TAGANA, Kelompok Pecinta Alam, Karang Taruna, serta kelompok relawan dan masyarakat.

Siang dan malam selama tiga hari penuh proses evakuasi, berbagai pihak bahu-membahu secara sinergis melakukan pencarian dan penanganan korban. Dorongan empati dan rasa kemanusiaan tanpa sekat seperti ini sangat mengagumkan dan membanggakan di tengah keprihatinan bangsa dalam beberapa waktu terakhir yang terbelah karena berbagai kompetisi politik dan tali temali dengan isu-isu SARA.

Sensifitas dan rasa kemanusiaan secara masif  diviralkan oleh media baru  dalam bentuk portal berita digital maupun berbagai jaringan media sosial. Media digital memiliki peran yang sangat penting dalam menginformasikan secara cepat dari waktu ke waktu tentang perkembangan peristiwa pencarian dan penanganan korban.

Dalam kondisi darurat dan keprihatinan yang mendalam, fenomena tumbuhnya empati masyarakat dan sensifitas rasa kemanusiaan menguat dan disemaikan ke dalam ruang-ruang publik secara masif dan efektif melalui berbagai media digital. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline