Lihat ke Halaman Asli

Subarkah

Freelance

Bagaimana Beristirahat dari Smartphone Bisa Mengubah Hidup Anda

Diperbarui: 9 Agustus 2024   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://convergeinternational.com.au/assets/images/site/2023/03/AdobeStock_565077771-1024x683.jpegInput sumber gambar

Di tengah gemuruh dunia digital, adakah di antara kita yang pernah merasa terdorong untuk berhenti sejenak dan menepi dari hiruk-pikuk notifikasi yang tiada henti? Dalam keseharian kita, teknologi terus berkembang dan semakin memudahkan, tetapi terkadang kita justru merindukan kesederhanaan. Kesadaran bahwa mungkin kita butuh istirahat dari smartphone, dari derasnya arus informasi yang terus menerus membanjiri, adalah refleksi yang semakin relevan di era ini. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa menemukan ketenangan dan keseimbangan di tengah kemajuan teknologi? Inilah yang akan kita bahas bersama, sebagai upaya untuk meraih harmoni dalam kehidupan digital.

Ketika banyak orang terpesona dengan teknologi terbaru, ada fenomena menarik yang muncul: tren dumb phone. Dumb phone, ponsel yang hanya memiliki fitur dasar seperti telepon dan SMS, kini mulai menarik perhatian mereka yang ingin mengurangi kebisingan digital dalam hidup mereka. Meskipun mungkin terdengar aneh di era smartphone yang serba bisa, dumb phone menawarkan pelarian menuju kehidupan yang lebih sederhana dan terkontrol.

Pilihannya bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga soal kebutuhan untuk mengurangi kompleksitas dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah segala kehebatan yang ditawarkan oleh smartphone, dumb phone menjadi simbol perlawanan terhadap konsumsi digital yang berlebihan. Dengan demikian, banyak orang menemukan bahwa dengan beralih ke dumb phone, mereka bisa lebih hadir dalam setiap momen, lebih sadar akan dunia di sekitar mereka, dan pada akhirnya, lebih tenang.

Bayangkan sebuah hari di mana kamu tidak lagi terganggu oleh notifikasi media sosial, di mana kamu bisa berjalan di taman tanpa merasa terdorong untuk memeriksa ponsel setiap beberapa menit. Dengan dumb phone, kita dapat kembali merasakan keintiman dalam interaksi sehari-hari, tanpa distraksi yang berlebihan.

Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk memahami bagaimana dunia digital bisa terasa begitu memberatkan, dan apa yang memicu keinginan untuk beristirahat dari teknologi.

Setiap orang mungkin pernah mengalami momen di mana dunia digital mulai terasa terlalu berat. Mungkin saat itu datang ketika notifikasi yang biasanya kita anggap penting tiba-tiba terasa seperti beban yang tak tertanggungkan. Atau ketika kita menyadari bahwa waktu yang dihabiskan untuk scrolling media sosial jauh melebihi waktu untuk berbicara dengan orang-orang terdekat kita.

Momen-momen ini sering kali menjadi titik balik, mendorong kita untuk mempertimbangkan kembali hubungan kita dengan teknologi. Ketika kita merasa terbebani oleh tuntutan digital, kita mulai mempertanyakan, "Apakah saya mengendalikan teknologi, atau teknologi yang mengendalikan saya?" Dari sini, muncul dorongan untuk mencari solusi---bagaimana kita bisa tetap terhubung tanpa kehilangan kendali atas hidup kita?

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa ada berbagai cara untuk mengatasi technostress dan membangun kembali keseimbangan dalam hidup kita.

Technostress, atau stres yang timbul akibat penggunaan teknologi, adalah tantangan nyata di era digital ini. Namun, ada berbagai cara untuk mengatasinya dan menemukan kembali harmoni dalam hidup. Salah satu langkah pertama adalah menyadari bahwa kita memiliki pilihan dalam cara kita menggunakan teknologi.

Sebagai permulaan, detoks digital berkala bisa menjadi salah satu strategi efektif. Luangkan waktu untuk tidak menggunakan smartphone atau perangkat digital lainnya secara berkala. Detoks digital bisa dilakukan dengan menetapkan satu hari dalam seminggu untuk bebas dari teknologi. Langkah kecil ini membantu menyegarkan pikiran dan mengurangi ketergantungan pada teknologi.

Selain itu, mindfulness atau kesadaran penuh adalah metode lain yang dapat kita terapkan. Dengan melatih kesadaran dalam setiap aktivitas, kita bisa mengurangi tekanan yang timbul dari penggunaan teknologi. Mindfulness mengajarkan kita untuk lebih hadir dalam momen, tanpa gangguan dari perangkat digital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline