Lihat ke Halaman Asli

Subarkah

Freelance

Mengatasi Diskriminasi Usia dan Menemukan Kembali Nilai Diri

Diperbarui: 3 Agustus 2024   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cdn-assetd.kompas.id

 

Di dunia kerja yang dinamis dan kompetitif, sering kita temui perusahaan yang menetapkan batas usia tertentu dalam lowongan pekerjaan. Mengapa usia menjadi faktor penting dalam seleksi? Terdapat beberapa alasan yang sering diungkapkan.

Pekerja muda dianggap memiliki energi dan vitalitas yang tinggi. Mereka sering kali dipandang lebih mampu untuk bekerja dalam ritme yang cepat dan menuntut, serta memiliki stamina yang lebih baik dalam menghadapi tekanan pekerjaan.

Kaum muda juga sering kali diidentikkan dengan kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi. Mereka tumbuh di era teknologi, sehingga lebih cepat dalam memahami dan mengimplementasikan teknologi baru. Kemampuan untuk belajar dan berinovasi dianggap sebagai keunggulan signifikan dari generasi muda.

Sayangnya, pekerja yang lebih tua sering kali dihadapkan pada stereotip bahwa mereka kurang dinamis dan sulit beradaptasi. Meskipun tidak selalu benar, pandangan ini tetap mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam merekrut karyawan.

Namun, di era modern ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah batasan usia masih relevan? Apakah tidak seharusnya semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja, terlepas dari usia mereka?

Dalam konteks hak asasi manusia, semua individu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja. Usia tidak seharusnya menjadi penghalang untuk meraih kesempatan berkarier dan mengembangkan diri. Setiap orang, terlepas dari usia mereka, memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh perusahaan.

Pekerja yang lebih tua sering kali membawa serta pengalaman bertahun-tahun yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pengalaman ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga, memberikan perspektif yang lebih luas, dan menjadi mentor bagi generasi muda di tempat kerja.

Banyak dari kita mungkin pernah mengalami atau mendengar cerita tentang penolakan kerja karena usia. Pengalaman ini bisa menjadi luka yang mendalam, baik secara psikologis maupun profesional.

Pada Tahun 2020 saya terkena PHK akibat Covid karena 80% perusahaan tidak menghasil keuntungan yang maksimal, sehingga perusahaan mencari cara untuk penghematan biaya , salah satunya dengan PHK, setelah kejadian tersebut , saya banyak mencari lowongan kerja melalui intenet dan Medsos, tidak seperti zaman dahulu, mecari loker melalui surat kabar atau mengunjungi  kantor departemen tenaga kerja untuk melihat Loker.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline