Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Eko Subagtio

History Educator

Soesilo Toer, Berbagi Kisah Perjalanan Hidup dan Kenangan Besarnya

Diperbarui: 28 Maret 2020   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke rumah sastrawan Soesila Toer, sekaligus menengok koleksi perpustakaan Pataba| Sumber: Dokumen Pribadi

Sowan ke rumah seorang sastrawan Soesilo Toer sudah sejak lama saya rencanakan, namun niat tersebut baru terlaksana hari Minggu (22/3/2020) kemarin. 

Ditemani dengan seorang kawan, kami pun berangkat menempuh perjalanan dari Bojonegoro sampai ke Blora bagian kota selama kurang lebih 2 jam, tentunya dengan dibantu aplikasi peta digital guna memudahkan kami menemukan lokasi. 

Awalnya sempat bingung ketika sampai di tempat tujuan sebab pintu pagar tertutup amat rapat, namun setelah menghubungi contact person yang ternyata adalah putra beliau, maka melalui pesan singkat kami segera diizinkan untuk masuk.

Bangunan rumah dan perpustakaan itu mungkin tidak terlalu menarik perhatian seseorang yang lewat, sebab konstruksi bangunannya jauh dari kata modern dan megah. Namun dibalik itu semua menyimpan nilai-nilai kenangan historis yang luar biasa. 

Rumah tersebut adalah tempat tinggal Pramoedya Ananta Toer saat masih kecil dan kini dijadikan sebagai perpustakaan Pataba (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua bangsa) yang dikelola oleh sang adik, Soesilo Toer. 

Jika merujuk pada Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sudah selayaknya bangunan yang berdiri sejak 1925 itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB). 

Beberapa kriteria bangunan disebut cagar budaya apabila berusia lebih dari 50 tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah dan ilmu pengetahuan, serta mewakili gaya bangunan pada masanya. 

Di antara kriteria tersebut, perpustakaan Pataba sudah cukup memenuhi syarat sebagai BCB, namun progres wacana penetapan yang sudah bertahun-tahun masih absurd  hingga sekarang.

Tidak lama setelah kami memberi isyarat di depan pintu, seketika sang pemilik rumah langsung menyapa dan mempersilakan untuk masuk. Rasa senang dan bangga muncul bisa bertemu langsung dengan sastrawan sekaligus saksi sejarah, Soesilo Toer. 

Di ruang tamu banyak berjejer koleksi buku mulai yang berbahasa Indonesia, Jawa hingga Rusia. 

Sebelum kedatangan kami, aktivitas beliau sedang membaca majalah berbahasa Rusia yang suatu saat akan diterjemahkannya menjadi sebuah buku. Tidak heran, sebab selama 11 tahun pengalaman hidupnya pernah dihabiskan di negeri beruang putih untuk mengenyam pendidikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline