Lihat ke Halaman Asli

Subagiyo Rachmat

◇ Menulis untuk kebaikan (titik!)

Pak Jokowi akankah Melakukan Reshuffle atau Malah Mengundang-nya Rijstaffel?

Diperbarui: 11 Juli 2020   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut saya patut disayangkan, periode kedua pemerintahan Pak Jokowi saya lihat seperti mulai dari awal lagi, yang semestinya bisa lari lebih kencang karena meneruskan periode yang pertama. 

Skuad kabinet terpilih menurut saya banyak trial and error, saya tak terlalu mengerti apa yang menjadi latar belakang pemikiran Pak Jokowi. 

Agar tidak melebar saya hanya ingin fokus pada 2 pos kementerian saja yaitu pos-nya Mas Menteri Nadiem Makarim (Mendikbud Pendidikan dan Kebudayaan) dan posnya Mas Menteri Wishnutama ( Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif). Kita ketahui bahwa pada cabinet Jokowi jilid-2 ada 34 pos menteri plus 4 pos setingkat menteri yaitu seskab,Kepala KSP, Kepala BKPM dan Jaksa Agung.

Jauh sebelum Video kemarahan Pak Jokowi beredar 28 Oktober yang lalu, saya sudah sedikit memberi catatan pada kedua mas Menteri tersebut  pada akhir Januari 2020, ketika issue pandemi covid 19 belum menjadi perhatian di Indonesia, kurang lebih 3 bulan sejak mereka dilantik oleh Pak Presiden 23 Oktober 2019.

Catatan saya tentang Mas Menteri Wishnu ketika itu adalah bahwa 3 bulan berjalan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif kok masih stagnan- mas Menteri masih terlihat gagap, kata kawan-kawan di Asosiasi Industri Pariwisata mungkin beliau masih terkaget-kaget masuk dunia birokrasi pemerintahan sampai-sampai struktur organisasi barunya juga belum terbentuk, sehingga program awal tahun terpaksa tidak bisa jalan, terlalu lama “wait and see”-nya kata mereka.     

Kementerian Pariwisata memang tidak bisa berjalan sendiri, bahkan kementerian ini sangat bergantung pada kebijakan-kebijakan kementerian lain sehingga kemampuan untuk berkoordinasi sangat penting, misalnya dengan kementerian Perhubungan menyangkut konektifitas transportasi udara, laut dan darat, dan kementerian lain, termasuk dengan kepala-kepala daerah menyangkut kebijakan destinasi-destinasi unggulan baik untuk wisman maupun domestik, belum lagi berkaitan dengan industry kreatif.

Pandemi Covid 19 ini memang tidak terprediksi datangnya, selama ini yang menjadi concern negara barangkali adalah masalah keamanan negara dan wilayah, karena hal itulah yang kita pikirkan akan meluluhlantakkan sektor pariwisata, kini yang terjadi bukan factor keamanan tapi wabah penyakit yang menjadi pandemi dunia yang menghentikan pergerakan manusia hampir di seluruh dunia.

Dengan adanya wabah covid-19 yang melanda dunia yang membuat industry pariwisata mati suri tentu bukan salah mas menteri, sehingga berbagai indicator kinerja seperti jumlah kunjungan wisatawan asing, dan sebagainya menjadi tidak relevan- Presiden pasti sudah punya kriteria untuk menilai kinerja para menterinya. 

Jika kita bandingkan dengan Pak Arief Yahya pada cabinet Jokowi periode-1, rasanya kinerja Mas Menteri Wishnu pada 3-4 bulan pertama mengecewakan. 

Saya meyakini bahwa mas Menteri Wishnutama adalah termasuk orang-orang muda yang cerdas dan bertalenta tinggi yang sudah terbukti sukses dalam bidangnya yang dia geluti, yaitu media dan kewartawanan, termasuk kesuksesannya sebagai direktur Kreatif pada Asian games 2018 yang lalu. 

Penunjukan-nya menjadi Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif oleh Presiden menurut saya masuk akal dan tidak kontroversial, sayang performanya belum terlihat sampai saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline