Lihat ke Halaman Asli

Asria

Fils mon cher épice de sucre séduit.

Penerimaan

Diperbarui: 4 Februari 2022   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Bertahun-tahun aku selalu bertanya, "apakah ada yang akan menerima diriku tanpa syarat?". Dari hari ke hari aku terus berusaha menjadi orang yang mampu diterima oleh banyak orang terutama orang terdekat dan rekan yang harus sering aku temui. Tidak ada yang salah dengan mencoba menjadi orang yang bisa diterima oleh sebuah perkumpulan, tapi apakah aku bahagia menjalaninya?

Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang aku pelajari. Pelan-pelan aku mulai memahami satu hal tentang penerimaan itu. Aku tidak bisa memaksa seseorang menerimaku karena itu bukan hak aku. Setiap orang punya selera tersendiri untuk menerima orang lain, pun diriku. Aku tidak punya kuasa atas pilihan orang lain, maka yang perlu aku benahi pertama adalah penerimaan dariku untukku.

Ketika aku berusaha untuk diterima sedangkan aku tidak menerima diriku sendiri, orang lain akan menerima dengan embel-embel 'karena'. Aku mempelajari bahwa menerima diri sendiri lebih penting sebelum kita berusaha diterima oleh banyak orang. Ketika kita menerima diri kita dengan segala kekurangan, kelebihan, dan semua yang ada dalam diri kita maka orang lain juga bisa demikian.

Haruskah menerima tanpa syarat? Bagiku iya. Terima diri ini dengan apa adanya kita. Kita bukan tempat melamar pekerjaan yang harus ada syaratnya. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menerima diri apa adanya, setelah itu mari melangkah ke tahap selanjutnya.

Jangan cintai aku apa adanya, jangan!

Tuntutlah sesuatu biar kita jalan ke depan.

Tulus - Jangan Cintai Aku Apa Adanya

Benar kata Tulus, agar bisa jalan ke depan kita jangan hanya menerima apa adanya, harus ada perbaikan dalam diri kita agar kita bisa lebih maju. Lalu menerima apa adanya atau tidak? Tahap pertama, terima diri kita lalu pahami diri kita sendiri. Setiap manusia itu unik dan dinamis. Kita perlu mempelajari diri kita setiap hari dan terima diri kita. Tahap kedua setelah kita menerima, kita maju ke depan dengan memperbaiki hal-hal yang menurut kita negatif dari diri kita.

Berdasarkan pengalamanku, ketika aku memperbaiki diriku dulu tanpa mengenal diriku, rasanya melakukan perubahan itu berat dan aku tidak merasa bahagia menjalaninya. Bahkan ketika aku berubah karena orang lain, aku seperti menyakiti bagian dari diriku. Berbeda ketika aku menerima diriku terlebih dahulu kemudian mulai bertumbuh untuk memperbaiki diri. Rasanya lebih menyenangkan dan melegakan.

Jadi, mulailah menerima dirimu terlebih dahulu. Melangkah sedikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan terlalu memaksakan diri dan terpaku pada apa yang dikatakan orang lain untuk memperbaiki dirimu. Olah saran dari orang-orang yang ingin kamu lebih baik dan sesuaikan dengan dirimu sendiri untuk memperbaikinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline