Lihat ke Halaman Asli

Asria

Fils mon cher épice de sucre séduit.

Apa yang Aku Pelajari di 2021?

Diperbarui: 2 Februari 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku merasakan banyak yang berubah dari diriku seiring berjalannya waktu. Selama 2021, aku banyak belajar dan bertumbuh. Tahun 2021, aku mempelajari tentang minimalism dan stoicism. Dari keduanya aku mempelajari tiga hal yang paling merubah hidupku.

  1. Penerimaan. Aku mempunyai banyak persoalan dalam hidup entah karena pilihanku sendiri, kecerobohanku, atau karena faktor eksternal. Di antara kalian pun pasti mengalami hal serupa. Dulu, aku menghadapi masalah dengan mencari-cari siapa yang salah untuk menguatkan diriku atau lari dari masalah. Ternyata hal itu tidak membuat masalah selesai atau selesai lebih lama, aku pun merasa tidak tenang. Ketika aku menghadapi masalah dengan "menerima" terlebih dahulu, masalah lebih cepat selesai, masalah lain selesai meskipun tidak cepat, dan yang terpenting adalah aku merasa lebih tenang. Aku tidak menyalahkan diriku atau orang lain atas masalah yang aku hadapi dan itu membuatku lebih damai.
  2. Menggunakan hal yang penting dan dibutuhkan. Aku terhitung orang yang sangat terikat secara emosional terhadap suatu barang. Menumpuk barang, menyimpan barang untuk jangka waktu yang lama, bahkan mengoleksi hal yang sebetulnya tidak perlu. Perlahan, kebiasaan itu aku lunturkan sejak menerapkan hidup minimalis. Bagaimana rasanya? Hidupku menjadi lebih ringan. Setiap barang pasti memiliki memori dan jika disimpan terus menerus roh dari emori itu akan terus menerus memenuhi ruang. Ketika aku melepaskannya satu persatu, ruang itu terasa lebih lega. Kelegaan itu mempengaruhi kehidupanku. Rasanya lebih ringan. Hal ini bukan berarti aku sama sekali tidka membeli yang kuinginkan, tapi membeli sesuatu yang kuinginkan lebih diminimalisir. Aku masih belajar menerapkan minimalism sedikit demi sedikit.
  3. Dalam filosofi stoik, ada hal yang paling membuatku berubah banyak. Memikirkan apa yang dikatakan orang lain sampai mempengaruhi keseharianku terus menerus aku lakukan sampai menemukan filosofi ini. Kita tidak bisa mengontrol apa yang dikatakan orang lain atau apa yang dilakukan orang lain, yang bisa kita kontrol adalah diri kita. Ketika mendapat kritikan, yang aku lakukan sekarang adalah menerimanya dan jika menurutku harus diperbaiki untuk kebaikanku ya aku perbaiki jika tidak perlu yasudah. Dulu, aku terlalu banyak memikirkan kritikan hingga menyalahkan diriku atas kritikan tersebut. Tentu saja hal itu tidak sehat untukku.

Belajar itu terus menerus. Seiring waktu berjalan dan keadaan yang aku hadapi, aku banyak belajar tentang kehidupan. Pelan-pelan terus melangkah dan memperbaiki berbagai hal yang membuatku lebih sehat jiwa dan raga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline