Yogyakarta adalah tempat impian. Dari sejak dulu ingin tinggal di Yogya, tapi memang apa yang kita rencanakan belum tentu sejalan dengan rencana Tuhan. Meski demikian, aku diberi kesempatan untuk bisa pulang pergi dan menyambangi Yogya dengan frekuensi yang tidak sedikit. Setiap ke Yogya, selain berwisata alam juga berwisata kuliner terutama kopi. Sebelum tempat ngopi berjamur di berbagai daerah, aku senang berkeliling mencari kopi yang enak termasuk ketika datang ke Yogya.
Beberapa tempat kopi yang aku datangi, tentu saja tidak semuanya memberi kesan. Ada yang membawaku kembali karena rasanya, ada yang karena tempatnya, bahkan ada yang membuatku ketagihan karena keduanya. Pitutur, tempat ngopi yang kutemukan melalui Google Maps dan ternyata temanku juga pernah merekomendasikannya -tapi terlupakan.
Pertama kali melangkah masuk di tempat ini, seperti layaknya orang yang mengalami cinta pada pandangan pertama, aku langsung klik dengan tempat ini. Suasana yang diberikan dan senyum barista yang menyambut kedatanganku. Berlokasi di Jalan Bausasran No. 60, Yogyakarta, lokasi pertama yang aku kunjungi ini memberikan kesan tersendiri. Saat masuk, pelanggan dipersilakan untuk melepas alas kaki dan hal itu menjadi kesan kedua setelah jatuh cinta pada suasananya.
Sejak saat itu, setiap ke Yogya aku selalu menyempatkan diri mengunjungi Pitutur. Menu yang paling aku suka adalah Mandaka, es kopi susu rumahan Pitutur. Kala itu, aku sedang menyukai kopi manis dan es kopi susu yang disajikan di Pitutur berbeda dengan es kopi di tempat lain karena perpaduan rasa lain selain kopi, bunga.
Melalui berbagai macam proses, Pitutur kemudian pindah ke Jl. Waras, Panggung Sari, Sariharjo, Sleman - Yogyakarta. Pindahnya Pitutur diikuti konsep baru yang lebih membuat aku semakin cinta lagi. Tamu diminta untuk mengantri. Pembuatan kopi menjadi lebih dekat. Mas Ponco dan Mba Addel menyajikan kopi di meja bar. Kebahagiaan lain yang aku rasakan adalah saat memperhatikan proses pembuatan menu kopi yang aku pesan diselangi dengan percakapan sederhana. Perasaan dekat menjadikanku nyaman berada di Pitutur untuk waktu lama.
Meski pun menu favoritku sudah tidak ada, ada kopi dan biji kopi lain yang menggantikan. Aku sedang menggilai japanese coffee, setiap ke Pitutur aku memesan sajian ini dan tentu saja cheesecake yang menjadi teman si japanese. Rasa japanese yang enak terutama menggunakan biji Yellow Bourbon dan Pangauban. Cheesecakenya lembut dan bikin nagih.
Tempat yang lama memberikan kesan "rumah" yang menghangatkan. Pun tempat baru yang sekarang juga memberikan kesan demikian dengan penambahan perasaan damai. Pitutur menjadi salah satu tempat healing untuk aku.