Lihat ke Halaman Asli

Suardi syamsuddin

Aparatur Sipil Negara

MAPPALILI, BUDAYA YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU

Diperbarui: 6 Juni 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dan Dokumentasi oleh Suardi Syamsuddin

Sebelum melakukan turun sawah, petani yang berada di wilayah Desa Marannu Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan terlebih dahulu akan menggelar acara "Mappalili". Acara ini adalah tradisi yang telah turun temurun dilaksanakan oleh nenek moyang petani.

Pada saat Mappalili, selain dihadiri oleh para petani yang memiliki lahan sawah di wilayah tersebut, kegiatan ini juga akan dihadiri oleh Imam Desa atau orang yang dituakan untuk memimpin dan meminta do'a kepada sang pencipta, agar tanamannya terjaga dari hama pengganggu tanaman sehingga hasilnya akan melimpah.

Imam Desa atau orang yang dituakan untuk memimpin acara ini bersama beberapa Tokoh Pemerintahan dan Tokoh Masyarakat melakukan pengolahan tanah atau Mappammula pada satu sudut persawahan sebagai pertanda bahwa turun sawah pada wilayah ini telah dimulai. Pengolahan lahan ini dimulai oleh Imam Desa atau Tetua adat kemudian dilanjutkan dari unsur Pemerintah kemudian Tokoh Masyarakat.

Kegiatan Mappalili juga menjadi salah satu kebudayaan berkearifan lokal yang tidak pernah lekang oleh waktu, tetap dirawat dan dilestarikan oleh masyarakat petani di Desa Marannu hingga saat ini. Bahkan ada beberapa daerah, yang petaninya tidak akan berani sama sekali turun sawah atau Pammali sebelum melakukan ritual ini karna takut mendapat musibah.

Salah satu makanan khas untuk acara ini adalah beras ketan atau dalam bahasa bugis disebut Sokko, dipasangkan dengan unti kelapa gula merah atau isi pawa yang disebut Pallise oleh orang bugis. Makanan ini memberi makna bahwa petani adalah satu kesatuan yang saling berhubungan erat tanpa mampu di pisah, bahu membahu untuk bersama-sama merasakan manisnya hasil dari sebuah usaha.

Terlepas dari makna atau filosofi dari Mappalili, sebagai manusia yang beragama, kita tetap menyerahkan hasilnya kepada Pencipta,  yang mengatur dan memberi rejeki kepada hambanya. Manusia memiliki usaha, dan hasilnya akan tetap ditentukan oleh Tuhan yang Maha Esa .

Kegiatan Mappalili di Desa Marannu ini juga dihadiri oleh Pemimpin Pertanian Kecamatan Mattiro Bulu sekaligus Tenaga Penyuluh Lapangan untuk Desa Marannu, Azis Thaba, Kepala Dusun Benteng Desa Marannu M. Rais, dan Kepala Dusun Punnia Desa Marannu P. Muksin serta beberapa petani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline