"Rosulullah tak sekedar memberikan pendidikan, tetapi rosulullah juga mengkader dan mengajarkan tentang cara berorganisasi,". Organisasi ala rosulullah bukan wadahnya, karena pada saat itu cukup yang menjadi wadah itu adalah Islam. Organisasi ala rosulullah adalah tentang bagaimana ia merekrut orang lain untuk menghidupkan agama Islam.
Berorganisasi ala Rosulullah bukan juga tentang sistem tetapi tentang orientasi untuk mencapai tujuannya. Jika dulu apa kira-kira yang menjadi tujuan Rosulullah? Menghidupkan agama islam yang membawa cinta damai dan cinta kasih, (rahmatan lilalamin).
PMII adalah organisasi kaderisasi, sehingga dipandang perlu memiliki metode dalam merekrut, orang atau dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi selanjutnya. Kaderisasi perlu, karena eksistensi suatu organisasi manapun ditentukan oleh generasi berikutnya.
Sebagai organisasi kaderisasi, PMII juga tidak cukup sekedar memiliki generasi, tetapi ada yang lebih penting yang harus dimiliki organissi yaitu memiliki generasi yang unggul, intelektual, profesional yang berlandaskan nilai-nilai pergerakan yang berlandaskan Ahlusunnah Waljamaah.
Dalam membentuk generasi yang memiliki kuantitas dan kualitas sering kali kader PMII merujuk pada tokoh-tokoh barat, sehingga hal ini berpengaruh terhadap nilai-nilai yang diimplementasikannya baik dalam organisasi maupun impelemtasinya di masyarakat. Bukan berarti kita tidak boleh belajar dari intelektual barat, hal itu boleh saja, tapi kita juga harus belajar dari Rosulullah.
Terdapat pendangkalan pemikiran yang menjadikan kenapa banyak orang yang mlihat Rosulullah hanya sebatas dari spiritualnya saja, tetapi tidak pernah melihat dari sisi manusianya yang sebenarnya ia juga manusia sehingga dalam kehidupannya perlu dipahami oleh akal agar bisa menjadi motivasi untuk kita.
Ketika membahas Rosulullah selalu dikaitkan dengan adanya keterlibatan dan campur tangan tuhan (Allah) dalam setiap perjuangan yang dilakukannya. Disini, bukan saya menolak keterlibatan tuhan, tetapi yang saya maksudkan adalah, rasulullah juga sebagai manusia sebelum menyerahkan semua urusannya kepada Allah ia nelakukan ikhtiar-ikhtiar sebagai manusia.
Contoh, ketika Rlosulullah memperjuangkan Islam, sebagai manusia, beliau juga membutuhkan pembela yaitu pamannya Abdul Mutolib. Kemudian ketika ia tidak memiliki harta, ia menikahi khodijah yang kaya raya. Artinya terdapst strategi politik yanv rosulullah ajarkan dalam mewujudkan cita-cita baik dan mulia itu.
Berdasarkan hal tersebut,, penting rasanya menegaskan bahwa kita kader PMII sebetulnya memiliki tauladan yaitu Rosulullah SAW yang telah lebih dulu melakukan proses kaderisasi.
Rosulullah dalam memperjuangkan agama Islam, sama seperti kita menempuh proses kaderisasi, yaitu awalnya orang terdekatnya ia rekrut kemudian orang lain, hingga selama ia melakukan proses kaderisasi tersebut telah berhasil membentuk generasi yang berkualitas.