Lihat ke Halaman Asli

Intelektual, Organisasi, dan Politik: Masalah Orientasi

Diperbarui: 11 Juli 2022   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/kompas.com

Oleh: Suardi

Pernyataan istilah intelektual dalam organisasi yaitu organisasi kemahasiswaan sering disebut dengan organisasi kaum intelektual. Bagi saya, intelektual adalah julukan bagi mereka yang  memiliki latar belakang pendidikan dan memahami suatu ilmu pengetahuan tertentu.

Sebagaimana diungkapkan oleh Siswanto Masruri, kaum intelektual adalah orang-orang yang dengan atau latar belakang pendidikan tertentu mampu menciptakan, memahami suatu ilmu pengetahuan dan menerapkannya dalam bentuk pemikiran atau ide, dalam berbagai aspek kehidupan.

Seorang intelektual haruslah memegang teguh nilai-nilai kebenaran dan idealisme, dengan kata lain seperti diungkapkan Julien Benda dalam bukunya _Tras Hison des Clercs_ para intelektual haruslah mereka yang pada dasar aktivitasnya tidak untuk mencapai tujuan-tujuan praktis. 

Namun, mengenai hal tersebut, Anas Urbaningrum dalam buku yang berjudul Lafran Pane: Jejak Hayat dan Pemikiran karya Hariqo Wibawa Satria justeru  mengungkapkan garis intelektual, organisasi dan politik dapat memunculkan masalah orientasi.

Menurut  Urbaningrum, ketika garis politik menjadi menastream (arus utama), maka dinamika akademis-intelektual menjadi menyempit. Sebaliknya, ketika garis intelektual menjadi menastream, terlihat bahwa kecerdasan dan ketajaman politik organisasi tidak pernah tumpul. 

Melihat gejala tersebut, Anas mengatakan bahwa tanpa harus mendikotomikan antara garis politik dan intelektual, terlihat beberapa kelemahan orientasi politik yang terlalu maju bagi organisasi kemahasiswaan. 

Pertama, orientasi politik dapat mendekatkan gerak dinamik organisasi pada sikap dan perilaku pragmatis. Hal ini mengakibatkan menguatnya peribangan-perimbangan praktis dalam dinamika organisasi.  

Kedua, orientasi politik cenderung membawa pada kondisi yang biasa disebut sebagai oligarki organisasi. Terjadinya kecenderungan elitisme yang sukar dihindari. 

Ketiga, orientasi politik cenderung lebih menguntungkan organisasi dalam arti personal dan sebaliknya memperkecil keuntungan dan kemanfaatan organisasi dalam makna institusi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline