Lihat ke Halaman Asli

Siprianus Bruto

Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Rindu Itu Bukan Politik ABS

Diperbarui: 26 Oktober 2020   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Gioia Cordovani-Rebanas

Kala waktu menghidangkan semangkuk curiga pada isi kepala
Puing-puing rindu dan percaya retak di saat fajar tengah melumati wajah pagi
Aku tak ingin mengulanginya lagi

Tak mau jatuh pada ranjang rindu yang penuh dusta
Apa gunanya menanam rindu bila ujungnya menuai benci?

Kini sepi diam-diam berbaring
Lelap dalam mimpi-mimpi buruk nostalgia sendu
Memori pelan-pelan mengecup tragedi kenang
Membius jiwa dengan ramuan murka

Gigi menggertak
Bibir menggigil
Mata berkaca-kaca

Kini segala rindu diujung tanduk
Menggantung miris menunggu runtuh
Muak dengan aneka rayuan aksara palsu

Bila datang sekadar mencicipi perasaan
Kemudian meludah...
Maaf puan tempatmu tidak di sini
Sebab rindu itu bukan politik ABS

Clausura, Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline